Ada seorang anak yang telah sukses. Dia bernama hendara, pada malam hari hendara bertemu daengan klienya. Meeting pun usai sudah.
Waktu pun sudah menunjukan pukul 12 malam. Hendra pun beranjak pulang. Tampak termamat letih Karena sejak pagi bekerja tanpa henti menguras pikiran nya.
Hendra mencari supir mobilnya yaitu pak irfan. Pak irfan sudah bekerja sama pak hendara sudah lama sejak 7 tahun. Lalu, hendra pun mengecek ke tempat parkiran. Tiba – tiba.
“kemana yah pak irfan ?” ucap hendra”
“harus nya dia ada disini” dengan rasa penasaran hendra lihat ke kiri dan kanan, pak irfan pun tak kunjung kelihtan . sampai akhirnya hendra pun menelpon pak irfan.
“ hallo pak irfan ?.”
‘’ di mana ?.” ko gak ada di tempat parkiran ?
“ ya maaf pak, lima menit lagi saya sampai pak “. Ucap pak irfan yang sepertinya dalam perjalanan menuju ke tempat pak hendra meeting dengan para klienya.
Lima belas menit pun berlalu, tak terlihat lampu mobilnya hendra pun masuk ke halaman parkiran mobil . hendra pun gelisah, sempat terpikir untuk naik taksi saja pulang ke kantornya. Akhirnya pak irfan yang di tunggu sejak tadi sudah datang. Hendra yang kesal langsung masuk mobil dan karena letih dan lelah bekerja di tambah lama lamanya menunggu. Hamper saja hendra menumpahkan kekesalanya pada pak irfan. Bila pak irfan tidak segera menyambut dengan senyum dan permintaan maaf.
Saat hendra menghidupkan radio mobilnya. Matanya menoleh ke sesuatu yang di bungkus dengan plastic berwarna hitam dan ternyata sebuah plastic inilah yang membuat pak irfan datang terlambat.
“ nasi ayam ini buat ibu saya pak, tapi ngantrinya lama banget, maaf ya pak. “ kata pak irfan
“ ibu saya sudah tua dan sangat susah menemukan selera makananya. Nah, biasanya dengan menu nasi ayam itu dia mau makan pak dan biasanya lahap “ jelas pak irfan
Mendengar cerita pak irfan pikiran hendra pun berterbangan kemana – mana. Hendra berfikir kalau nasi ayamnya di letakan dalam mobil ber ac sudah pasti akan cepat dingin.
“ ac nya di matiakn saja pak irfan soalnya dingin banget “ dalam arti hendra ingin agar nasi ayamnya yang di bawa pak irfan tak begitu dingin.
Tiba tiba hendra memikirkan ibunya yang berada di sudut kota. Sudah lama dia tidak bertemu ibunya . entah kesibukan pekerjaan dan berbagai aktivitas yang harus di hadapinya dan membuatnya lupa untuk sejkedar mungkin hanya menelponya.
Hendra nyaris melupakan semua tentang ibunya, tentang perempuan yang melahirkan dan membesarkanya. Hendra mengambil ponselnya. Untuk menelpon ibunya. Sayang tidak ada jawaban kemungkinan sudah tidur.
Setelah melewati perempatan jalan hendra menyuruh pak irfan menghentikan mobilnya. Padahal jarak menuju kantor masih sangat jauh. “ gini aja pak, pak irfan langsung pulang, bawa saja mobil kantor ini pulang ke rumah . motor pak irfan biarak titp di kantor. Nanti pak irfan kemalaman sampai di rumah. kasihan ibu pak irfan menunggu kemalaman”.
Hendra memilih meneruskan perjalananya dengan taksi. Tak lama kemudian hendra menyetop taksi. Di kursi belakang berwarna kuning itu. Perasaan haru, bersalah rindu menjadi satu. Akhirnya hendra pun pergi kerumah untuk menemui ibunya dan tidak jadi pulang ke kantor
Siman
simansebestian@yahoo.com
Tlp. 087828588390
Rekening Bank BRI Nomor 4234-01-004631-53-1.a.n. wartim
Komentar