RAHASIA ILMU SEJATI DAN ASARAGAMA ITU ADA DI
SINI. Buku Gatholoco ini menyuguhkan panduan fisafat Lingga-Yoni, sebuah
ajaran kuno yang nyaris sirna dari muka bumi pertiwi. Dengan cermat
Damar Shasangka sang penulis muda yang juga ahli membaca
kitab berbahasa Jawa Kawi dan tembang Jawa. Selaku penulis Ia pun
dengan piawai mengulasnya dengan menggunakan bahasa yang biasa dipakai
dalam tradisi spiritual; baik itu Tasawuf Islam, Siwa Buddha dan
kejawen. Kita ketahui bersama Lingga Yoni adalah filsafat yang bersumber
dari ajaran Siwa dan mencapai realisasinya dalam ajaran Shakta atau
Tantrayana. Yang merupakan konsep Persenggamaan illahi menjadi esensi
filsafat tersebut. Penyatuan Lingga yang dikaitkan dengan maskulinitas
Illahi dan Yoni yang dikaitkan dengan aspek Femininitas Illahi, menjadi
bahasan pokok dan juga menjadi dambaan para penganut Siwa maupun
Tentrayana. Oleh pemujanya Lingga diidentikkan dengan sosok Siwa, sedang
Yoni diidentikan Durga. Bentuk-bentuk latihan yang berkisar pada
pembangkitan Kundalini dan pembahasan cakra-cakra adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam ujarannya.
Bagi siapapun yang telah akrab dengan wacana filsafat Lingga Yoni niscaya bias mencium seluruh ajaran tersebut lewat wejangan Gatholoco dan Retna Dewi Lupitwati bersama empat muridnya yang memiliki nama dan karakter spesifik; sebut saja Mlenuk Gembuk, Dudul Mendut, Rara Bawuk dan Dewi Bleweh. Dari sini dugaan serat Gatholoco ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita menjadi semakin kuat. Bukankah pujangga besar Jawa ini selain dikenal sebagai pionir Sastra Jawa Baru, juga sangat mumpuni dengan Sastra Jawa Kuno. “Mardawa Lagu Jawa” adalah suatu bukti bahwa beliau sangat paham bahasa sansekerta dan Kawi.
Bagi siapapun yang telah akrab dengan wacana filsafat Lingga Yoni niscaya bias mencium seluruh ajaran tersebut lewat wejangan Gatholoco dan Retna Dewi Lupitwati bersama empat muridnya yang memiliki nama dan karakter spesifik; sebut saja Mlenuk Gembuk, Dudul Mendut, Rara Bawuk dan Dewi Bleweh. Dari sini dugaan serat Gatholoco ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita menjadi semakin kuat. Bukankah pujangga besar Jawa ini selain dikenal sebagai pionir Sastra Jawa Baru, juga sangat mumpuni dengan Sastra Jawa Kuno. “Mardawa Lagu Jawa” adalah suatu bukti bahwa beliau sangat paham bahasa sansekerta dan Kawi.
Komentar