Prosa Airmata * Mengenang Masa Lalu “R” Nurochman Sudibyo YS.

Masih mampu kuurai waktu sambil
memandang ke cermin. Belajar menyingkap
bayangan dan perjalanan air mata
dalam hitungan almanak, tanggal satu-satu

Pada wilayah fantasimu, bayangan kutangkap
hingga jatuh ke mata, jadi rabun dan basah
pipimu diam, dilintasi kesadaran
datangnya cinta yang melegenda. Lewat
surat bersampul merah jambu

Sengaja kupilih berdiam di bingkai potretmu
meski kaca-kaca tak lagi mampu bicara
kupandangi semestamu, hingga rinduku mengalir
menjelma keheningan isyarat matamu.

Komentar