SOSIALISASI PENCALONAN GANJAR PRANOWO CAGUB JATENG DI TEGAL

teropong-news.com -- Pertanyaan yang selama ini terngiang di masyarakat Kota Tegal Jawa Tengah, terkait kaya apa orangnya yang bakal diajukan DPD PDIP Jawa Tengah untuk calon Guberur Jateng, mengigat nama Ganjar sebelumnya kurang populer di masyarakat. Sekarang kan akhirnya terjawab sudah. Pasalnya masyarakat kan hanya mengenal Bibit Waluyo dan Rustriningsih. Tapi setelah melihat dengan jelas juga ketika Mas Ganjar menjawab pertanyaan saya termasuk hadirin yang hadir kemarin, itu sudah cukup jelas. PDIP memang tidak kekurangan kader cerdas dan piawai,"  Demikian dinyatakan oleh Ketua Dewan Kesenian Tegal Nur Hidayat Poso. Pernyataan ini sebagaimana ia sampaikan pada usai perkenalan Ganjar Pranowo di tengah-tengah masyarakat Kota Tegal bersama jajaran pengurus DPC PDIP Kota Tegal pimpinan H. Ikmal Jaya di salah satu cafe Grand Palm di Jl. Sultan Agung Senin 27 Maret kemarin.

Hadir dalam kesempatan yang sama Wali Kota Tegal H. Ikmal Jaya bersama Istri Rosalina Ikmal, Wakil Walikota Tegal Habib Ali, Ketua DPRD Edi Suripno, Ketua MUI Kota Tegal Abu Khaer, Ketua Koni Hartono, Ketua Perempuan Fatayat Ny. Asih, Ketua Makin Tegal, Gyong-Gyong, Ketua PWI Slamet Riyadi, Ketua Dewan Kesenian Tegal Nur Hidayat Poso dan sederet nama tokoh penting lainnya.

Dalam acara ramah-tamah yang santai tersebut muncul berbagai pertanyaan dari beberapa tokoh yang hadir. Selain menyoal perihal konsep Ganjar Pranowo untuk memimpin Jawa Tengah Periode 2013-2017, Ketua MUI Abu Khaer meminta agar kelak jika jadi Gubernur Ganjar bisa memperjuangkan perlunya pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah. Sementara itu Hartono selaku ketua KONI Kota Tegal melaporkan perihal minimnya hasil pertanian karena sudah tidak ada sawah. Yang ada kan usaha industri. Jadi kalau program utamanya mbangun desa Kota Tegal nggak kebagian dong. Meski begitu ia berkeinginan even olah raga di Kota Tegal menjadi industri untuk itu ia meminta agar kelak Ganjar terpilih bisa mendukung kota Tegal menjadi tuan rumah PORPROF Jateng 2017.  Adapun Nur Hidayat Poso menyoal konsep pendekatan budaya yang akan dilakukan Ganjar jika terpilih jadi Gubernur. Dan Ketua Fatayat, Asih megeluhkan resahnya kaum istri yang notabenenya suami mereka banyak yang bekerja sebagai longlay di pelayaran. Karena pulangnya setelah berbulan-bulan dan kerap kali kebutuhan biologisnya dengan jajan di berbagai daerah, ketika pulangn  banyak diataranya kaum istri yang terkena virus.

Sementara itu dalam menjawab berbagai ungkapan dan pertanyaan para audien Ganjar Pranowo dengan piawai dan bernada humor malah membolak-balikkan pertanyaan kembali kepada masyarakat Kota Tegal. "Masyarakat kita saat ini kebanyakan kegeden pyak kurang cagak!" Adapun menjawab pernyataan Ketua PWI Tegal, Ganjar mengaku telah menyiapkan konsep yang matang untuk membangun provinsi Jateng. Meski diakuinya anggaran perimbangan yang diberi oleh pemerintah pusat jika tidak dilakukan pengajuan perubahan tetap saja akan kekurangan. "Anggaran pembangunan di Jateng ini hanya sepertiganya Jakarta. Sementara Jateng dan Jakarta luasnya berbeda jauh. Untuk itu harus ada perubahan dalam dana perimbangan, serta mengoptimalisasi anggaran pendapatan melalui pajaknya yang benar. Jika ini terjadi Ganjar yakin pembangunan di Jateng akan berlangsung dengan baik terutama mampu pula melakukan kejujuran dalam berdemokrasi.  Adapun menjawab usulan Ketua Koni, Ganjar dengan leluasa siap untuk merealisasikan harapan pelaksanaan Porprof di Tegal 2017. Begitu juga menjawab kekhawatiran warga kaum perempuan di Tegal yang suaminya bekerja di pelayaran, dengan tegas Ganjar tidak menganjurkan agar pekerja pelayaran menjaga kesehatan dengan menggunakan kondom saat melakukan kebutuhan biologis. "Ya kalau memang itu tidak bisa ditahan, dan berakibat membahayakan kesehatan ibu-ibu di rumah. Bekali saja suaminya dengan kondom.

Cabub dari PDIP Ganjar Pranowo dalam kesempatan yang sama juga memjawab tantangan Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal perihal pendekatan budaya dalam meimpin Jawa Tengah. "Kita selama ini kan mengira kebudayaan itu cuma kesenian. Padahal hampir disemua birokrasi jika saja memahami soal budaya secara sesungguhnya tidak akan terjadi banyaknya perilaku penyelewengan anggaran dan rapuhnya birokrasi kita disebabkan kurangnya penghormatan terhadap budaya luhur kita. Untuk itu mari kita dukung pembangunan seni budaya di Jawa tengah yang pro rakyat dan untuk kemakmuran rakyat Jawa tengah.," tegasnya pula.Kegiatan sosialisasi pun berakhir dan Wali Kota Ikmal Jaya serentak melantunkan tembang di puncak acara siang itu.*** . (Dyah Setyawati-Asah Manah Tegal)




Komentar