Sekda Kota Tegal Edi Pranowo, S.H., M.H. di demo masyarakat

Kota Tegal-- Ratusan seniman Kota Tegal, bersama jajaran Dewan Kesenian Kota Tegal, Dewan Pendidikan, PGRI dan elemen masyarakat pecinta seni, Kamis 20 Oktober 2011 turun ke jalan. Mereka memulai langkah dari gedung Wanita/gedung kesenian menuju Balai kota Tegal untuk berdemonstrasi menuntut mundur Sekda Kota Tegal Edi Pranowo SH, MH.

Demostrasi yang dipimpin oleh Koordinasi Lapangan (korlap) Nurhidayat Poso, itu memperoleh dukungan besar dari lapisan masyarakat. Tak pelak gerbang Pemkot tegal pun dijaga ketat oleh Anggota Polresta Tegal dan Satpol PP. Namun upaya seniman dalam pelaksanaan demo tersebut tak bisa dibendung oleh kekuatan apapun.

Terbukti meski ketua Korlap dan perwakilannya saja yang hanya boleh masuk menemui Sekda, pada kenyataannya Para pendemo tak bisa dihentikan. Mereka membacakan 5 tuntutan dengan iringan musik balo-balo khas tegal dan yel-yel yang membangkitkan semangat warga masyarakat kota Tegal untuk menggugat Sekdanya yang dinilai arogan dan feodal.

Bahkan korlap bersama jajaran Dewan Kesenian yang dipimpin Nurngudiono, Dewan pendidikan yang diketuai H. Sisdiono Ahmad, menolak bertemu Sekda apabila rombongan seniman pendemo tidak diperbolehkan memasuki pendopo.

Usaha mereka berhasil. Kapolresta Tegal AKBP Haryadi Muktas SIK, yang hadir di tengah-tengah pendemo akhirnya memberi kesempatan untuk pada demonstran memasuki pendopo Wali Kota Tegal.

"saya persilahkan semuanya masuk, asal harus tetap beretika dan nuansa budaya. Coba bunyikan balo-balonya pake lagu Sinok-Sitong," ujar Kapolres sembari beramai-ramai memasuki Balai Kota Tegal.

Di pendopo semua seniman dan budayawan berkumpul dan terus berorasi menyanyikan lagu mundur-Sekda dalam irama Balo-balo. Sementara itu 5 perwakilan pendemo dipersilahkan melakukan dialog langsung dengan Sekda di ruangan Wakil Walikota, H. Habib Ali.

Dalam dialog tersebut perwakilan seniman membacakan semua tuntutan dan permintaaan maaf Sekda terhadap semua insan seni Kota Tegal. Dan Ketua Korlap Nurhidayat meminta agar Sekda menyampaikan maafnya di depan para pendemo. Kesepakatan tersbut kemudian dipenuhi oleh sekda didampingi Wakil Walikota dan Kapolsek Tegal Timur, Kompol Teguh.
Sebelum masuk ke mimbar para pendemo, Sekda Edi Pranowo, menyampaikan berbagai tanggapan atas demo yang dilakukan para seniman kepada wartawan. Ia mengakui status tersangka terkait dugaan korupsi uang sewa kios Pasar Pagi yang sudah dilimpahkan Mabes Polri kepada polda jateng sejak tahun 2010.

Sekda juga mengakui banyak kesalahannya yang selama ini kurang bisa diterima oleh masyarakat seni. Begitu juga tentang kurang transparannya pemkot dalam pembangunan Gedung Taman Budaya Kota tegal yang menelan anggaran 5 milyar dan tidak melibatkan lembaga seni di Kota tegal.

"Semua pelaksanaan pembangunan TBT itu kan langsung dibawah SKPD, jadi soal ketidak terlibatan seniman dengan proses pembangunannya, saya tidak tahu menahu. NAmun andai itu yang jadi persoalan inti, maka kami berjanji di masa datang akan ditingkatkan kemitraan Pemkot dengan lembaga seni yang ada,' jelas Edi Pranowo.

Meski pada akhirya Wakil Walikota H. Habib Ali, berhasil menjembatani permohonan maaf Sekda Edi Pranowo pada jajaran seniman dan masyarakat seni kota Tegal, beberapa tokoh seni dan elemen masyarakat kota Tegal tetap meminta agar Sekda mundur dari jabatannya terkait statusnya sebagai Tersangka sebagaimana disampaikan Rama Ade Putra. Begitu juga H. Sisdiono Ahmad menolak bantuan mobil dan peningkatan anggaran apabila Sekda Kota Tegal belum lengser dari Jabatannya. ***

Komentar