Pantai Alam Indah (PAI) sebagai satu-satunya Obyek Wisata milik Pemkab Tegal diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini seiring berkurangnya dana investasi jangka panjang, atau dana saving milik Pemkot Tegal, yang selalu dimanfaatkan menutup defisit anggaran. Namun demikian, Pemkot dalam hal ini Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi, harus mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Fasilitas yang ada, baik water boom, Monumen Bahari serta beberapa anjungan di dalam OW PAI, harus benar-benar dalam keadaan aman. Sehingga pengunjung merasa nyaman, ketika memanfaatkan fasilitas yang ada. Peristiwa meninggalnya 3 pengunjung yang terjadi berturut-turut pasca Lebaran tahun ini, harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak pengelola. Berbagai upaya dan antisipasi harus dilakukan, demi kenyamanan pengunjung. Sehingga OW PAI jadi andalan Pemkot, serta mampu bersaing dengan tempat wisata di Kota Tegal dan sekitarnya.
Menurut Sekretaris Komisi I DPRD W Edi Susilo SH, agar pengunjung merasa aman dan nyaman, pengelola harus melakukan pengecekan semua fasilitas yang ada. Jika tidak memungkinkan serta berbahaya bagi pengunjung, harus segera dilakukan perbaikan atau pembongkaran. Contohnya kondisi anjungan yang memprihatinkan. Semua demi mencegah adanya korban jiwa.
"Kami menilai anjungan yang ada, baik sebelah barat atau timur keadaannya sangat membahayakan. Kami minta dilakukan pembongkaran. Kalaupun harus dipertahankan, perlu ada perbaikan yang sempurna. Jika dengan kondisi semacam ini, sangat berbahaya dan membuat keamanan pengunjung jadi terusik."
Dia menambahkan, selain anjungan, masalah keamanan fasilitas lain perlu diperhatikan. Terutama sejumlah benda-benda yang ada di Monumen Bahari. Peristiwa beberapa waktu tahun lalu, yang menyebabkan seorang anak meninggal dunia, karena kejatuhan benda di tempat itu, jangan sampai terulang kembali. Sehingga pengelola OW PAI harus mengecek ulang kesiapan maupun keamanannya.
"Berbagai papan peringatan, baik di pantai, Monumen Bahari dan di sejumlah fasilitas OW PAI harus ditambah. Sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman ketika datang. Dengan demikian, secara tidak langsung dapat menarik simpatik wisatawan, yang berasal dari Kota Tegal dan sekitarnya maupun luar Jawa atau bahkan mancanegara," imbuh Edy lagi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, keberadaan portal di dalam OW PAI, membuat kondisi tidak nyaman. Kalaupun kendaraan tidak boleh masuk, maka harus total. Bukan harus bayar lalu diperbolehkan. Apalagi portal bukan hanya satu. Namun ada di beberapa titik. Ini tentu membuat kenyamanan pengunjung terganggu. "Terus apakah uang tersebut masuk dalam pendapatan? Kami minta pengelola harus tegas menyikapi hal tersebut," tuturnya.
Di tempat sama, Wakil Ketua Komisi I DPRD HA Satori SE memaparkan, agar pengunjung tidak sampai terbawa ombak, pengamanan pantai harus diperketat. Pengelola tak hanya memasang bendera merah, namun juga tali pembatas sepanjang pantai. Tali tersebut diberi pelampung, sehingga akan mengapung di atas air. Kalau itu dilakukan, dengan sendirinya pengunjung akan dibatasi waktu berenang atau bermain air di pantai.
"Selain itu, pengelola OW PAI harus menata dan mengatur bangunan yang ada di dalam. Jangan sampai ada bangunan lain, apalagi mendekati pantai, seperti di kawasan OW PAI sebelah timur. Untuk kemajuan ke depan, kami harap keamanan dan kenyamanan pengunjung lebih diperhatikan. Kalau masyarakat merasa aman dan nyaman, secara tidak langsung pendapatan bisa mengikuti. Saat ini yang harus jadi fokus pengelola, meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung."
Sementara Kepala Disporabudpar Ir HM Wahyudi MSi, melalui Kasie Pengembangan Produk dan Usaha Pariwisata Sudibyo SE menyatakan, berbagai upaya telah dilakukan, guna menciptakan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Pihaknya juga memasang papan peringatan serta perinagatan melalui pengeras suara, supaya pengunjung tidak berenang di pantai.
"Untuk itu, agar pengunjung lebih nyaman dan aman, kami sarankan supaya berenang atau bermain air di water boom. Bukan hanya itu. Pengecekan kekuatan fasilitas yang ada selalu dilakukan. Memang untuk anjungan, kami belum bisa membongkarnya. Namun kami telah menutup dan memasang papan informasi, pada bagian anjungan rusak. Soal peningkatan kemananan, utamanya pemasangan tali pembatas sepanjang pantai, bakal kami pertimbangkan," tegas Wahyudi. (m.saekhun/noors)
Fasilitas yang ada, baik water boom, Monumen Bahari serta beberapa anjungan di dalam OW PAI, harus benar-benar dalam keadaan aman. Sehingga pengunjung merasa nyaman, ketika memanfaatkan fasilitas yang ada. Peristiwa meninggalnya 3 pengunjung yang terjadi berturut-turut pasca Lebaran tahun ini, harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak pengelola. Berbagai upaya dan antisipasi harus dilakukan, demi kenyamanan pengunjung. Sehingga OW PAI jadi andalan Pemkot, serta mampu bersaing dengan tempat wisata di Kota Tegal dan sekitarnya.
Menurut Sekretaris Komisi I DPRD W Edi Susilo SH, agar pengunjung merasa aman dan nyaman, pengelola harus melakukan pengecekan semua fasilitas yang ada. Jika tidak memungkinkan serta berbahaya bagi pengunjung, harus segera dilakukan perbaikan atau pembongkaran. Contohnya kondisi anjungan yang memprihatinkan. Semua demi mencegah adanya korban jiwa.
"Kami menilai anjungan yang ada, baik sebelah barat atau timur keadaannya sangat membahayakan. Kami minta dilakukan pembongkaran. Kalaupun harus dipertahankan, perlu ada perbaikan yang sempurna. Jika dengan kondisi semacam ini, sangat berbahaya dan membuat keamanan pengunjung jadi terusik."
Dia menambahkan, selain anjungan, masalah keamanan fasilitas lain perlu diperhatikan. Terutama sejumlah benda-benda yang ada di Monumen Bahari. Peristiwa beberapa waktu tahun lalu, yang menyebabkan seorang anak meninggal dunia, karena kejatuhan benda di tempat itu, jangan sampai terulang kembali. Sehingga pengelola OW PAI harus mengecek ulang kesiapan maupun keamanannya.
"Berbagai papan peringatan, baik di pantai, Monumen Bahari dan di sejumlah fasilitas OW PAI harus ditambah. Sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman ketika datang. Dengan demikian, secara tidak langsung dapat menarik simpatik wisatawan, yang berasal dari Kota Tegal dan sekitarnya maupun luar Jawa atau bahkan mancanegara," imbuh Edy lagi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, keberadaan portal di dalam OW PAI, membuat kondisi tidak nyaman. Kalaupun kendaraan tidak boleh masuk, maka harus total. Bukan harus bayar lalu diperbolehkan. Apalagi portal bukan hanya satu. Namun ada di beberapa titik. Ini tentu membuat kenyamanan pengunjung terganggu. "Terus apakah uang tersebut masuk dalam pendapatan? Kami minta pengelola harus tegas menyikapi hal tersebut," tuturnya.
Di tempat sama, Wakil Ketua Komisi I DPRD HA Satori SE memaparkan, agar pengunjung tidak sampai terbawa ombak, pengamanan pantai harus diperketat. Pengelola tak hanya memasang bendera merah, namun juga tali pembatas sepanjang pantai. Tali tersebut diberi pelampung, sehingga akan mengapung di atas air. Kalau itu dilakukan, dengan sendirinya pengunjung akan dibatasi waktu berenang atau bermain air di pantai.
"Selain itu, pengelola OW PAI harus menata dan mengatur bangunan yang ada di dalam. Jangan sampai ada bangunan lain, apalagi mendekati pantai, seperti di kawasan OW PAI sebelah timur. Untuk kemajuan ke depan, kami harap keamanan dan kenyamanan pengunjung lebih diperhatikan. Kalau masyarakat merasa aman dan nyaman, secara tidak langsung pendapatan bisa mengikuti. Saat ini yang harus jadi fokus pengelola, meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung."
Sementara Kepala Disporabudpar Ir HM Wahyudi MSi, melalui Kasie Pengembangan Produk dan Usaha Pariwisata Sudibyo SE menyatakan, berbagai upaya telah dilakukan, guna menciptakan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Pihaknya juga memasang papan peringatan serta perinagatan melalui pengeras suara, supaya pengunjung tidak berenang di pantai.
"Untuk itu, agar pengunjung lebih nyaman dan aman, kami sarankan supaya berenang atau bermain air di water boom. Bukan hanya itu. Pengecekan kekuatan fasilitas yang ada selalu dilakukan. Memang untuk anjungan, kami belum bisa membongkarnya. Namun kami telah menutup dan memasang papan informasi, pada bagian anjungan rusak. Soal peningkatan kemananan, utamanya pemasangan tali pembatas sepanjang pantai, bakal kami pertimbangkan," tegas Wahyudi. (m.saekhun/noors)
Komentar