BERITA TEGAL - tropong.com
Wali Kota Tegal H. Ikmal Jaya, Dramawan/sastrawan Yono Daryono, dan Dekan Fakultas Hukum UPS Tegal; Dr. Hamidah Abdurachman SH M.Hum. pada Sabtu malam minggu, 10 September 2011 lalu berhasil mengulas buku-buku karya Budi S Tanuwibowo bertempat di kantin rame-rame Apotik Gajah Mada Lt.2 Tegal.
2 buku karya Budi S Tanuwibowo 1. Bertambah bijak Setiap Hari : Tuhan Sudah Pindah Alamat?. 2. "88" Narasi Cinta dan Kearifan : Ada Tiada -Tiada Ada" menjadi persoalan menarik untuk dibahas apalagi jika pembahasnya berasal dari 3 kalangan; baik itu pimpinan daerah, budayawan dan akademisi. Pembahasan pun diwarnai dengan senyum dan tawa karena memang acara bedah buku tersebut sengaja dibuat dengan santai dan penuh keakraban.
Dari pembahas pertama karena Pak Walikota terlambat hadir disampaikan oleh Dr. Hamidah. Selaku wakil masyarakat akademik, Ia tertarik dengan kisah pendek yang dituturkan oleh Budi S. Tanuwibowo lewat buku-bukunya. baik yang bernuansa kearifan maupun yang disimbolkan dengan cerita pendek sangat bermanfaat untuk dijadikan pedoman kehidupan. sebagaimana kisah Buas dan licik, kotbah dan Ayam jago dalam buku "Tuhan Sudah pindah Alamat'
Sementara dengan nada humor tinggi Draawan Yono Daryono mengulas kearifan yang ditulis Budi S. Tanuwibowo yang tidak merasa sungkan menempelkan nuansa kedaerahan dimana ia berasal dari Tegal. Keberanian Budi mencantumkan Medang Teh Poci, Kupat Glabed, Gobed, Kupat Bongkok dan makanan-nakanan khas Tegal lain tanpa memberi catatan kaki. PAdahal tidak semua bangsa ini mengetahui nama-nama kuliner unik asal Tegal tersebut. "Ini merupakan contoh yang berani dan baik untuk semua pengarang dari Tegal. Buktinya buku-buku Budi ini laris manis," jelas Yono.
Wali Kota Tegal H. Ikmal Jaya Se AK, dalam pembahasannya yang diramu dengan tawa canda membuat suasana bedah buku malam itu semakin akrab. Masalah Ban Pesawat dan Kepemimpinan, adalah bukti bagaimana Budi S Tanuwibowo dengan cerdas memformulasikan fungsi ban pesawat yang kecil mampu menahan beban besar badan pesawat dan isinya. Itu dianalogikan bahwa bansebagai sosok pemimpin yang harus dengan bijak dan sanggup memungsikan diri dengan kualitas ban serta kerja ban yang tentu saja menjadi tulang punggung keselamatan bangsa.
Selain dari banyak cerita bijak dan ajakan bertambah bijak setiap hari yang ditulis oleh Budi S. Tanuwibowo melalui buku Tuhan Sudah Pindah Alamat? menurut PAk Wali cerita dalam buku yang ringan ini memiliki kekuatan besar untuk pembacanya agar berlaku bijak tanpa digurui dan sarat sekali dengan makna kearifan sebagai bangsa.
Bahkan dari 5 penanya dan 3 pembahasan yang diungkap malam itu dengan renyah diulas dengan jawaban-jawaban segar oleh Budi S Tanuwibowo yang piawai menularkan kebijakan dan kearifan bercerita dan bersikap tidak hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga pemaparan. MAklum juga jika ia sejak kecil mencintai dunia pewayangan dan memainkan wayang. IA memang tak kelakon jadi dalang wayang namun sampai kiki hampir semua lakon wayang sudah bisa dihafalkan dan diceritakan kembali baik lewat tehnik bercerita maupun dengan memainkan wayang disaat ia mendalang.
Budi S. Tanuwibowo memang sosok masyarakat Tegal yang tak bisa meninggalkan akar tradisi dan budayanya. Ia kini tinggal di jakarta namun menulis perihal kearifn dan kata-kata bijak bukan maksudnya ia sudah pada tingkatan sebagai orang yang bijak. ia justru mengajak berbagi berbuat bijak dan menularkan kata-kata bijak agar bangsa ini kian bertambah arif dan bijaksana. Budi yakin meskipun tatanan negeri ini tengah dicap "sakit" karena banyak bermunculan koruptor yang ditangkapi. namun ia yakin seyakin-yakinnya masih banyak juga bangsa yang jujur dan bijak di negeri ini. Seperti apakah bangsa yang bijak dan arif di negeri ini? silahkan baca habis buku-buku ini," ajaknya kalem. (Nurochman Sudibyo YS)
Wali Kota Tegal H. Ikmal Jaya, Dramawan/sastrawan Yono Daryono, dan Dekan Fakultas Hukum UPS Tegal; Dr. Hamidah Abdurachman SH M.Hum. pada Sabtu malam minggu, 10 September 2011 lalu berhasil mengulas buku-buku karya Budi S Tanuwibowo bertempat di kantin rame-rame Apotik Gajah Mada Lt.2 Tegal.
2 buku karya Budi S Tanuwibowo 1. Bertambah bijak Setiap Hari : Tuhan Sudah Pindah Alamat?. 2. "88" Narasi Cinta dan Kearifan : Ada Tiada -Tiada Ada" menjadi persoalan menarik untuk dibahas apalagi jika pembahasnya berasal dari 3 kalangan; baik itu pimpinan daerah, budayawan dan akademisi. Pembahasan pun diwarnai dengan senyum dan tawa karena memang acara bedah buku tersebut sengaja dibuat dengan santai dan penuh keakraban.
Dari pembahas pertama karena Pak Walikota terlambat hadir disampaikan oleh Dr. Hamidah. Selaku wakil masyarakat akademik, Ia tertarik dengan kisah pendek yang dituturkan oleh Budi S. Tanuwibowo lewat buku-bukunya. baik yang bernuansa kearifan maupun yang disimbolkan dengan cerita pendek sangat bermanfaat untuk dijadikan pedoman kehidupan. sebagaimana kisah Buas dan licik, kotbah dan Ayam jago dalam buku "Tuhan Sudah pindah Alamat'
Sementara dengan nada humor tinggi Draawan Yono Daryono mengulas kearifan yang ditulis Budi S. Tanuwibowo yang tidak merasa sungkan menempelkan nuansa kedaerahan dimana ia berasal dari Tegal. Keberanian Budi mencantumkan Medang Teh Poci, Kupat Glabed, Gobed, Kupat Bongkok dan makanan-nakanan khas Tegal lain tanpa memberi catatan kaki. PAdahal tidak semua bangsa ini mengetahui nama-nama kuliner unik asal Tegal tersebut. "Ini merupakan contoh yang berani dan baik untuk semua pengarang dari Tegal. Buktinya buku-buku Budi ini laris manis," jelas Yono.
Wali Kota Tegal H. Ikmal Jaya Se AK, dalam pembahasannya yang diramu dengan tawa canda membuat suasana bedah buku malam itu semakin akrab. Masalah Ban Pesawat dan Kepemimpinan, adalah bukti bagaimana Budi S Tanuwibowo dengan cerdas memformulasikan fungsi ban pesawat yang kecil mampu menahan beban besar badan pesawat dan isinya. Itu dianalogikan bahwa bansebagai sosok pemimpin yang harus dengan bijak dan sanggup memungsikan diri dengan kualitas ban serta kerja ban yang tentu saja menjadi tulang punggung keselamatan bangsa.
Selain dari banyak cerita bijak dan ajakan bertambah bijak setiap hari yang ditulis oleh Budi S. Tanuwibowo melalui buku Tuhan Sudah Pindah Alamat? menurut PAk Wali cerita dalam buku yang ringan ini memiliki kekuatan besar untuk pembacanya agar berlaku bijak tanpa digurui dan sarat sekali dengan makna kearifan sebagai bangsa.
Bahkan dari 5 penanya dan 3 pembahasan yang diungkap malam itu dengan renyah diulas dengan jawaban-jawaban segar oleh Budi S Tanuwibowo yang piawai menularkan kebijakan dan kearifan bercerita dan bersikap tidak hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga pemaparan. MAklum juga jika ia sejak kecil mencintai dunia pewayangan dan memainkan wayang. IA memang tak kelakon jadi dalang wayang namun sampai kiki hampir semua lakon wayang sudah bisa dihafalkan dan diceritakan kembali baik lewat tehnik bercerita maupun dengan memainkan wayang disaat ia mendalang.
Budi S. Tanuwibowo memang sosok masyarakat Tegal yang tak bisa meninggalkan akar tradisi dan budayanya. Ia kini tinggal di jakarta namun menulis perihal kearifn dan kata-kata bijak bukan maksudnya ia sudah pada tingkatan sebagai orang yang bijak. ia justru mengajak berbagi berbuat bijak dan menularkan kata-kata bijak agar bangsa ini kian bertambah arif dan bijaksana. Budi yakin meskipun tatanan negeri ini tengah dicap "sakit" karena banyak bermunculan koruptor yang ditangkapi. namun ia yakin seyakin-yakinnya masih banyak juga bangsa yang jujur dan bijak di negeri ini. Seperti apakah bangsa yang bijak dan arif di negeri ini? silahkan baca habis buku-buku ini," ajaknya kalem. (Nurochman Sudibyo YS)
Komentar