BERITA CIREBON - GEBANG – tropong.com
Tak hanya bangunan SD Negeri 2 Kalitengah, Kecamatan Tengahtani saja yang mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Masih banyak bangunan sekolah negeri khususnya tingkat dasar yang harus diperhatikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon. Seperti halnya bangunan SD Negeri 1 Gebang Kulon, Kecamatan Gebang. SD Negeri 1 Gebang Kulon merupakan salah satu sekolah dasar yang diajukan UPT Pendidikan Kecamatan Gebang menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dan berakreditasi B ini memiliki ruang belajar yang tidak representatif.
Berdasarkan pantauan Rabu (3/8) ada sekitar lima ruang kelas yang kondisinya memprihatinkan yakni ruang kelas II A, kelas III, kelas IV A, kelas IV B dan kelas V A. Menurut Sekretaris Panitia Rehab SD Negeri 1 Gebangkulon, Edi Tuherman ketika tiba musim hujan jejeran ruang kelas itu terlihat kumuh, karena air tanah masuk ke dalam ruang kelas melalui pori-pori lantai yang hanya beralaskan lantai berbahan semen cetakan ukuran 20×20 cm (ubin tehel). “Ruang kelas posisinya lebih rendah dari tanah yang ada disekitarnya. Keadaan ini jelas mengganggu kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.
Kemudian, dinding di kelima ruangan kelas itu sudah dalam kondisi rapuh karena termakan usia. Sebab, gedung SD ini dibangun sejak zaman kolonial Belanda dan baru sekali direnovasi. “SD ini merupakan SD tertua di Kecamatan Gebang,” paparnya. Tak hanya itu, meleber dan sekat antar ruangan sudah rapuh dimakan rayap, sehingga sudah tak layak lagi untuk dijadikan alas belajar anak-anak. Apalagi, sekat antarkelas sudah berlubang sehingga siswa kelas II bisa melihat kegiatan belajar mengajar siswa kelas III. “Kondisi ini tak efektif untuk kegiatan belajar mengajar, sebab apabila sebelah sedang gaduh akan terdengar di kelas satunya,” ungkapnya.
Sebagai panitia yang dibentuk oleh pihak sekolah, dirinya sudah beberapa kali mengajukan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon. Namun, hingga sekarang belum ada realisasi dari dinas. Malah pihak sekolah harus mengutang kepada sejumlah pihak untuk membangun kelas yang kondisinya sudah memprihatinkan. “Saking mendesaknya, kami terpaksa mengutang kesana kemari agar ruang kelas bisa diperbaiki,” ujarnya.
Sementara, Kepala SD Negeri 1 Gebang Kulon, H Sopandi mengatakan renovasi sekolah kondisinya sangat mendesak, sehingga tidak bisa ditunda lagi. Apabila siswa dipertahankan harus belajar di ruangan dengan kondisi tak layak ini, dikhawatirkan akan membahayakan jiwa mereka. “Jangan sampai jatuh korban dulu, baru diperbaiki,” pungkasnya. (jun/RC)
Tak hanya bangunan SD Negeri 2 Kalitengah, Kecamatan Tengahtani saja yang mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Masih banyak bangunan sekolah negeri khususnya tingkat dasar yang harus diperhatikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon. Seperti halnya bangunan SD Negeri 1 Gebang Kulon, Kecamatan Gebang. SD Negeri 1 Gebang Kulon merupakan salah satu sekolah dasar yang diajukan UPT Pendidikan Kecamatan Gebang menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dan berakreditasi B ini memiliki ruang belajar yang tidak representatif.
Berdasarkan pantauan Rabu (3/8) ada sekitar lima ruang kelas yang kondisinya memprihatinkan yakni ruang kelas II A, kelas III, kelas IV A, kelas IV B dan kelas V A. Menurut Sekretaris Panitia Rehab SD Negeri 1 Gebangkulon, Edi Tuherman ketika tiba musim hujan jejeran ruang kelas itu terlihat kumuh, karena air tanah masuk ke dalam ruang kelas melalui pori-pori lantai yang hanya beralaskan lantai berbahan semen cetakan ukuran 20×20 cm (ubin tehel). “Ruang kelas posisinya lebih rendah dari tanah yang ada disekitarnya. Keadaan ini jelas mengganggu kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.
Kemudian, dinding di kelima ruangan kelas itu sudah dalam kondisi rapuh karena termakan usia. Sebab, gedung SD ini dibangun sejak zaman kolonial Belanda dan baru sekali direnovasi. “SD ini merupakan SD tertua di Kecamatan Gebang,” paparnya. Tak hanya itu, meleber dan sekat antar ruangan sudah rapuh dimakan rayap, sehingga sudah tak layak lagi untuk dijadikan alas belajar anak-anak. Apalagi, sekat antarkelas sudah berlubang sehingga siswa kelas II bisa melihat kegiatan belajar mengajar siswa kelas III. “Kondisi ini tak efektif untuk kegiatan belajar mengajar, sebab apabila sebelah sedang gaduh akan terdengar di kelas satunya,” ungkapnya.
Sebagai panitia yang dibentuk oleh pihak sekolah, dirinya sudah beberapa kali mengajukan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon. Namun, hingga sekarang belum ada realisasi dari dinas. Malah pihak sekolah harus mengutang kepada sejumlah pihak untuk membangun kelas yang kondisinya sudah memprihatinkan. “Saking mendesaknya, kami terpaksa mengutang kesana kemari agar ruang kelas bisa diperbaiki,” ujarnya.
Sementara, Kepala SD Negeri 1 Gebang Kulon, H Sopandi mengatakan renovasi sekolah kondisinya sangat mendesak, sehingga tidak bisa ditunda lagi. Apabila siswa dipertahankan harus belajar di ruangan dengan kondisi tak layak ini, dikhawatirkan akan membahayakan jiwa mereka. “Jangan sampai jatuh korban dulu, baru diperbaiki,” pungkasnya. (jun/RC)
Komentar