Tropong.com--Kota Tegal
Minggu Malam Senin 5 Juni 2011 Gedung Wanita yang kadung disebut Gedung Kesenian Kota Tegal digoyang oleh Kreatifitas Dalang wayang Suket Slamet Gundono. Dalang Asal Slawi KAb. Tegal yang bermukim di Solo ini untuk ketiga kalinya mementaskan "Selingkuh" yang diambil dari puisi-puisi penyair Slamet Widodo asal Solo.
Ratusan pengunjung hadir dengan berbagai latar belakang serta profesi. Ada Budayawan, seniman, Guru, Pegawai Dinas Pendidikan, Para dosen, Anggota DPRD, Waka polres kota Tegal, Pemerhati seni, puluhan pelajar, mahasiswa, wartawan Foto, Wartawan harian dan beberapa wartawan mingguan serta elektronik.
Suasana Gedung Kesenian Kota Tegal menjadi nampak ramai tak seperti malam-malam sebelumnya. Manager Pagelaran malam itu Nurhidayat Poso membuka acara yang disponsori langsung oleh Dewan Kesenian Kota Tegal pimpinan Nurngudiono.
"KAmi sengaja mengratiskan kepada masyarakat penonton pertunjukan seni Kota Tegal khususnya dan kota-kota disekitarnya agar semkin terbiasa menonton produk-produk kesenian yang digelar DKT. BAgi kalangan seniman Tegal, kiranya bisa belajar banyak pada setiap pementasan yang menyajikan karya-karya seniman luar kota. HArapannya kelak seniman-seniman Tegal akan mampu menggelar karya-karyanya sebagaimana karya-karya seniman lain yang sukses. DKT selain malam ini mementaskan Lakon "SELINGKUH" oleh Dalang Wayang Suket Ki Slamet Gundono, juga menghadirkan penyair Slamet Widodo yang telah berhasil memvisualisasikan karya-karyanya dalam bentuk CD, dan lakon "Selingkuh" ini diambil dari karya puisinya Slamet Widodo juga," tutur Nurhidayat Poso pada tropong.com.
Menariknya sebelum acara dimulai Nurngudiono membuka acara dengan menampilkan Tongprek Kombinasi Rebana yang merupakan prodak unggulan DKT di tahun 2011 ini. Tongprek Kombinasi malam itu menampilkan personil baru yang lebih sedikit dari biasanya. Ada Dirman yang muncul sebagai vokalis menembangkan Sinok Sitong, YA Dana-dana dan Ponggol Setan karya Nurngudiono KMSWT.
Malam berlanjut hening manakala Slamet Gundono dan Nurngudiono mengajak sama-sama merenung sebagai penghormatan pada perayaan Hari Kesaktian Pancasila. Mereka bergantian membacakan puisi Slamet Widodo tentang PAncasila bergantian dengan dialek dan gayanya masing-masing. Ikut membaca puisi Nurhidayat Poso, Slamet Widodo, Heru MK, Nurngudiono, Slamet Gundono dan pesinden Ida Lala, diiringi permainan genggong dari Rizaldi Siahaan dan pemusik Dedek Wahyudi.
MAlam itu Slide karya puisi visual penyair Slamet Widodo ditampilkan di layar yang sekaligus jadi setting pagelaran "Selingkuh" Slamet Gundono. Untuk beberapa menit penonton diajak berkeliling dalam fenomena film pendek dalam karya sastra visual.
Baru pada puncaknya Slamet Gundono menghentak penonton dengan gaya dan kekhasan gerak tubuhnya yang tambun dan lentur. Lakon Selingkuh pun menjadi hiburan yang menggelikan dikarenkan Gundono lihay memainkah gerak dan alur cerita yang dikupas dari Puisi Slamet Widodo ke dalam pementasan tersebut.
Pementasan Slamet Gundono dengan nayaga Komunitas wayang suketnya semakin membuat penonton ikut bergerak mengikuti alur tembang dan suluk Gundono yang dibantu dengan liukan seksi pesinden beken Ida Lala. Suara manja dan banyolan kedua tikoh utama di pentas "Selingkuh" ini semakin harmonis dan enak ditonton. Padahal jika dilihat secara seksama mereka berdua telah melakukan pembacaan puisi kreatif. Bedanya Ki Dalang Slamet Gundono dan Ida LAla menjadi sosok yang mengutuhkan puisi "Selingkuh" dengan dukungan kekuatan keaktoran, mendalang dan cara Ida LAla menyinden sekaligus kekuatan gamelan sebagai daya dukung utamanya.
Penampilan bertambah semarank dengan munculnya penari jebolan ISI Surakarta Quen yang beberapa kali memukau publik penggemar Slamet Gundono. Quen hadir dengan PAsangan mainnya Ali Larinka Penari pria asal Pangkah yang lama menjadi penggerak seni Di Planet Senen dan kini menjadi Penari tetap di pentas Slamet gundono.
Pertunjukan pun berakhir dengan tepuk tangan meriah. MAlam menjadi sumringah di Panggung Gedung kesenian Kota Tegal yang mampu dikalahkan oleh Tim Work Slamet Gundono. Utamanya perihal Sound Sistem yang diformat menjadi kekuatan khusus di gedung yang jelek akustiknya tersebut.***(NOORS)
a
Minggu Malam Senin 5 Juni 2011 Gedung Wanita yang kadung disebut Gedung Kesenian Kota Tegal digoyang oleh Kreatifitas Dalang wayang Suket Slamet Gundono. Dalang Asal Slawi KAb. Tegal yang bermukim di Solo ini untuk ketiga kalinya mementaskan "Selingkuh" yang diambil dari puisi-puisi penyair Slamet Widodo asal Solo.
Ratusan pengunjung hadir dengan berbagai latar belakang serta profesi. Ada Budayawan, seniman, Guru, Pegawai Dinas Pendidikan, Para dosen, Anggota DPRD, Waka polres kota Tegal, Pemerhati seni, puluhan pelajar, mahasiswa, wartawan Foto, Wartawan harian dan beberapa wartawan mingguan serta elektronik.
Suasana Gedung Kesenian Kota Tegal menjadi nampak ramai tak seperti malam-malam sebelumnya. Manager Pagelaran malam itu Nurhidayat Poso membuka acara yang disponsori langsung oleh Dewan Kesenian Kota Tegal pimpinan Nurngudiono.
"KAmi sengaja mengratiskan kepada masyarakat penonton pertunjukan seni Kota Tegal khususnya dan kota-kota disekitarnya agar semkin terbiasa menonton produk-produk kesenian yang digelar DKT. BAgi kalangan seniman Tegal, kiranya bisa belajar banyak pada setiap pementasan yang menyajikan karya-karya seniman luar kota. HArapannya kelak seniman-seniman Tegal akan mampu menggelar karya-karyanya sebagaimana karya-karya seniman lain yang sukses. DKT selain malam ini mementaskan Lakon "SELINGKUH" oleh Dalang Wayang Suket Ki Slamet Gundono, juga menghadirkan penyair Slamet Widodo yang telah berhasil memvisualisasikan karya-karyanya dalam bentuk CD, dan lakon "Selingkuh" ini diambil dari karya puisinya Slamet Widodo juga," tutur Nurhidayat Poso pada tropong.com.
Menariknya sebelum acara dimulai Nurngudiono membuka acara dengan menampilkan Tongprek Kombinasi Rebana yang merupakan prodak unggulan DKT di tahun 2011 ini. Tongprek Kombinasi malam itu menampilkan personil baru yang lebih sedikit dari biasanya. Ada Dirman yang muncul sebagai vokalis menembangkan Sinok Sitong, YA Dana-dana dan Ponggol Setan karya Nurngudiono KMSWT.
Malam berlanjut hening manakala Slamet Gundono dan Nurngudiono mengajak sama-sama merenung sebagai penghormatan pada perayaan Hari Kesaktian Pancasila. Mereka bergantian membacakan puisi Slamet Widodo tentang PAncasila bergantian dengan dialek dan gayanya masing-masing. Ikut membaca puisi Nurhidayat Poso, Slamet Widodo, Heru MK, Nurngudiono, Slamet Gundono dan pesinden Ida Lala, diiringi permainan genggong dari Rizaldi Siahaan dan pemusik Dedek Wahyudi.
MAlam itu Slide karya puisi visual penyair Slamet Widodo ditampilkan di layar yang sekaligus jadi setting pagelaran "Selingkuh" Slamet Gundono. Untuk beberapa menit penonton diajak berkeliling dalam fenomena film pendek dalam karya sastra visual.
Baru pada puncaknya Slamet Gundono menghentak penonton dengan gaya dan kekhasan gerak tubuhnya yang tambun dan lentur. Lakon Selingkuh pun menjadi hiburan yang menggelikan dikarenkan Gundono lihay memainkah gerak dan alur cerita yang dikupas dari Puisi Slamet Widodo ke dalam pementasan tersebut.
Pementasan Slamet Gundono dengan nayaga Komunitas wayang suketnya semakin membuat penonton ikut bergerak mengikuti alur tembang dan suluk Gundono yang dibantu dengan liukan seksi pesinden beken Ida Lala. Suara manja dan banyolan kedua tikoh utama di pentas "Selingkuh" ini semakin harmonis dan enak ditonton. Padahal jika dilihat secara seksama mereka berdua telah melakukan pembacaan puisi kreatif. Bedanya Ki Dalang Slamet Gundono dan Ida LAla menjadi sosok yang mengutuhkan puisi "Selingkuh" dengan dukungan kekuatan keaktoran, mendalang dan cara Ida LAla menyinden sekaligus kekuatan gamelan sebagai daya dukung utamanya.
Penampilan bertambah semarank dengan munculnya penari jebolan ISI Surakarta Quen yang beberapa kali memukau publik penggemar Slamet Gundono. Quen hadir dengan PAsangan mainnya Ali Larinka Penari pria asal Pangkah yang lama menjadi penggerak seni Di Planet Senen dan kini menjadi Penari tetap di pentas Slamet gundono.
Pertunjukan pun berakhir dengan tepuk tangan meriah. MAlam menjadi sumringah di Panggung Gedung kesenian Kota Tegal yang mampu dikalahkan oleh Tim Work Slamet Gundono. Utamanya perihal Sound Sistem yang diformat menjadi kekuatan khusus di gedung yang jelek akustiknya tersebut.***(NOORS)
a
Komentar