Dyah Setyawati
Andai Kupinjam Namamu Dewi Renuka
Wahai buah tubuh;
seandainya kupinjam Dewi Renuka
atas nama ibumu
akankah tega membunuhnya
bertahun hidup dalam belukar;
seperti akar-akar pohon kekar
ia hirup udara daun, wajah ngungun
tanpa kemeja cinta membangun
hari yang belum pasti ranum
perempuan berwajah ibu
belum sepenuhnya mampu menjalani lelaku
“pilalu mahaseng hasepi” *
Ketika datang lelaki meraup kuyup hidup
sembari melukis rajah diseputar jantungnya
perempuan itu terpana;
mengamit waktu yang sedikit menjadi bukit
sorga bagi mimpi-mimpinya
salahkah ia
Buah tubuh;
sungguh kau bukanlah Ramabargawa
aku bukan Renuka
tamsil silam perlambang semata.
02052011
Keterangan:
*Pilaku Mahaseng hasepi = meninggalkan hidup duniawi = bertapa
Dewi Renuka istri Jamadagni Raja di Pewayangan berputra Ramabargawa
Jamadagni meninggalkan Istana untuk laku tapa membawa keluarganya memasuki hutan belantara
Dewi Renuka Berselingkuh dengan raja Citrarata yang tampan. Ia dibunuh oleh Putranya Ramabargawa.
Diah Setyowati
Pesan Rakyat Kepada Wakil Rakyat
--andai rakyat itu setingkat ibu
Oo…….
andai pesan rakyat itu setingkat ibu
yang selalu mengharu biru melepas, pergimu
dalam belantara waktu
memberi pesan dan kaidah hidup
agar hati redup mata tak kuyup
mestinya kau akan sanggup mengukup
bahasa kalbu itu; yang juga mewakili sekian lidah mereka
lalu menjaganya dari kutuknya
Seperti anak-anaknya, yang menangis jika kelam
bulan, bulan terangi jalannya menuju wajah ibu
agar tak sasar jadi batu
sebab hakekatnya rakyat setingkat ibu
Ibu atau perempuan sangatlah mahir
menakuti anak-anaknya
ia pahat batu serupa dirimu
ia buat perahu, lengkap dengan baju kesahajaan
lewat harapan meniupkan doa
menjaga mata tasbih, mengusungnya sampai ke muara
kursi telah terangkat bawa amanat dan aspirasi rakyat
untuk kemudian meneruskannya ke yang lebih tinggi lagi
sebelum mendudukiingatlah akan kursi Yang Maha Kursi
Kursi Illahi……..
agar kau tak lupa
cidra ing janji, ingkar akan ikrar
hingga tak mengirim banjir
laut tak menghanyutkan segala
dan kau tak pernah sesal
sembari berkata, ibu izinkan pulang kerahimmu
sebab takut gigil dan lapar menelan kutukmu.
090211
Diah Setyowati
Dalam Kekal Kasihmu Ibu
Dalam kekal kasihmu
sering kupinjam senyum itu
sakti mengusap gerimis riwis pipijJangan pungkiri
kasihnya sungguh tanpa tepi
Wajah ibu begitu manglingi
datang lewat mimpi
lengkapi hari sepi
Dekat kekal kasihmu
lewat ziarah aku lancongi
bersama do’a dan wangi melati
Dalam kekal kasihmu
masih kumintakan restu
ijinkan mendandani perahu
agar melaju pasti
Ibulah satu
tempat memusat pada rindu
090511
BIOGRAFI PENYAIR ;
Dyah Setyawati atau Diah Setyowati, Lahir di Tegal (Jateng), 17 Desember 1960. Berpuluh tahun menggeluti penulisan puisi, membaca puisi di berbagai acara, menjadi juri puisi dan menulis puisi dalam bahasa ibu “Tegal-an” sebagaimana almarhum Piek Ardiyanto Supriadi, guru dan orang tua angkatnya yang layak disebut Begawan Sastra Tegal. Sesekali Dyah, juga tekun melukis bunga dan wanita, meski karyanya telah banyak dikoleksi orang, dengan rendah hati ia tak mau disebut pelukis.
Antologi Puisi tunggalnya : “Nyanyian Rindu Anak Pantai” (1979),” dan “Tembang Jiwangga”(1999). “Pasar Puisi” Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah (TBJT 1998), Selain itu karya-karyanya terhimpun dalam kumpulan puisi 32 Penyair Jawa Tengah: “Jentera Terkasa” (TBS). “Inilah saatnya” (2008), Antologi Pendhapa 7 TBJT “Persetubuhan kata-kata” (2009),Antologi Puisi Tegalan “Ngranggeh Katuranggan” (2009), Antologi Kakawin “Pangikat Serat Kawindra” (2010), Antologi Pendhapa 10 “Perempuan dengan Belati di Betisnya” (2010) dan beberapa kumpulan puisi penyair Jawa Tengah lainnya.
Selain sebagai pengurus Dewan Kesenian Kab.Tegal (komite Sastra & Teater), Kepala suku Komunitas Asah Manah ini sejak awal 2010 bersama Penyair dan dalang tutur Nurochman Sudibyo YS berkeliling mementaskan lakon puisi dan geguritan bertajuk “Kembang Suket”, “Serat Kawindra”.”Kupu Mabur Golet Entung” dan “Negeri Corong Renteng” Bersama orang yang dicintainya tinggal di Gang Sadewo, no 22. Dukuh Sabrang Rt.02/Rw.04 Kelurahan Pangkah, Kecamatan Pangkah, SLAWI Kabupaten Tegal. Phond Mobile: 085642545777. Rekening : a/n Diah Setyowati, BANK MANDIRI KCP TEGAL SUDIRMAN 13901. No. 139-00-1063776-1
Andai Kupinjam Namamu Dewi Renuka
Wahai buah tubuh;
seandainya kupinjam Dewi Renuka
atas nama ibumu
akankah tega membunuhnya
bertahun hidup dalam belukar;
seperti akar-akar pohon kekar
ia hirup udara daun, wajah ngungun
tanpa kemeja cinta membangun
hari yang belum pasti ranum
perempuan berwajah ibu
belum sepenuhnya mampu menjalani lelaku
“pilalu mahaseng hasepi” *
Ketika datang lelaki meraup kuyup hidup
sembari melukis rajah diseputar jantungnya
perempuan itu terpana;
mengamit waktu yang sedikit menjadi bukit
sorga bagi mimpi-mimpinya
salahkah ia
Buah tubuh;
sungguh kau bukanlah Ramabargawa
aku bukan Renuka
tamsil silam perlambang semata.
02052011
Keterangan:
*Pilaku Mahaseng hasepi = meninggalkan hidup duniawi = bertapa
Dewi Renuka istri Jamadagni Raja di Pewayangan berputra Ramabargawa
Jamadagni meninggalkan Istana untuk laku tapa membawa keluarganya memasuki hutan belantara
Dewi Renuka Berselingkuh dengan raja Citrarata yang tampan. Ia dibunuh oleh Putranya Ramabargawa.
Diah Setyowati
Pesan Rakyat Kepada Wakil Rakyat
--andai rakyat itu setingkat ibu
Oo…….
andai pesan rakyat itu setingkat ibu
yang selalu mengharu biru melepas, pergimu
dalam belantara waktu
memberi pesan dan kaidah hidup
agar hati redup mata tak kuyup
mestinya kau akan sanggup mengukup
bahasa kalbu itu; yang juga mewakili sekian lidah mereka
lalu menjaganya dari kutuknya
Seperti anak-anaknya, yang menangis jika kelam
bulan, bulan terangi jalannya menuju wajah ibu
agar tak sasar jadi batu
sebab hakekatnya rakyat setingkat ibu
Ibu atau perempuan sangatlah mahir
menakuti anak-anaknya
ia pahat batu serupa dirimu
ia buat perahu, lengkap dengan baju kesahajaan
lewat harapan meniupkan doa
menjaga mata tasbih, mengusungnya sampai ke muara
kursi telah terangkat bawa amanat dan aspirasi rakyat
untuk kemudian meneruskannya ke yang lebih tinggi lagi
sebelum mendudukiingatlah akan kursi Yang Maha Kursi
Kursi Illahi……..
agar kau tak lupa
cidra ing janji, ingkar akan ikrar
hingga tak mengirim banjir
laut tak menghanyutkan segala
dan kau tak pernah sesal
sembari berkata, ibu izinkan pulang kerahimmu
sebab takut gigil dan lapar menelan kutukmu.
090211
Diah Setyowati
Dalam Kekal Kasihmu Ibu
Dalam kekal kasihmu
sering kupinjam senyum itu
sakti mengusap gerimis riwis pipijJangan pungkiri
kasihnya sungguh tanpa tepi
Wajah ibu begitu manglingi
datang lewat mimpi
lengkapi hari sepi
Dekat kekal kasihmu
lewat ziarah aku lancongi
bersama do’a dan wangi melati
Dalam kekal kasihmu
masih kumintakan restu
ijinkan mendandani perahu
agar melaju pasti
Ibulah satu
tempat memusat pada rindu
090511
BIOGRAFI PENYAIR ;
Dyah Setyawati atau Diah Setyowati, Lahir di Tegal (Jateng), 17 Desember 1960. Berpuluh tahun menggeluti penulisan puisi, membaca puisi di berbagai acara, menjadi juri puisi dan menulis puisi dalam bahasa ibu “Tegal-an” sebagaimana almarhum Piek Ardiyanto Supriadi, guru dan orang tua angkatnya yang layak disebut Begawan Sastra Tegal. Sesekali Dyah, juga tekun melukis bunga dan wanita, meski karyanya telah banyak dikoleksi orang, dengan rendah hati ia tak mau disebut pelukis.
Antologi Puisi tunggalnya : “Nyanyian Rindu Anak Pantai” (1979),” dan “Tembang Jiwangga”(1999). “Pasar Puisi” Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah (TBJT 1998), Selain itu karya-karyanya terhimpun dalam kumpulan puisi 32 Penyair Jawa Tengah: “Jentera Terkasa” (TBS). “Inilah saatnya” (2008), Antologi Pendhapa 7 TBJT “Persetubuhan kata-kata” (2009),Antologi Puisi Tegalan “Ngranggeh Katuranggan” (2009), Antologi Kakawin “Pangikat Serat Kawindra” (2010), Antologi Pendhapa 10 “Perempuan dengan Belati di Betisnya” (2010) dan beberapa kumpulan puisi penyair Jawa Tengah lainnya.
Selain sebagai pengurus Dewan Kesenian Kab.Tegal (komite Sastra & Teater), Kepala suku Komunitas Asah Manah ini sejak awal 2010 bersama Penyair dan dalang tutur Nurochman Sudibyo YS berkeliling mementaskan lakon puisi dan geguritan bertajuk “Kembang Suket”, “Serat Kawindra”.”Kupu Mabur Golet Entung” dan “Negeri Corong Renteng” Bersama orang yang dicintainya tinggal di Gang Sadewo, no 22. Dukuh Sabrang Rt.02/Rw.04 Kelurahan Pangkah, Kecamatan Pangkah, SLAWI Kabupaten Tegal. Phond Mobile: 085642545777. Rekening : a/n Diah Setyowati, BANK MANDIRI KCP TEGAL SUDIRMAN 13901. No. 139-00-1063776-1
Komentar