WARGA RAME-RAME TANAM PISANG DI TENGAH JALAN PANTURA

Berita Brebes - tropong.com
Kerusakan jalan Propinsi di sepanjang Jalur Pantura dari tahun ke tahun tidak ada selesai-selesainya. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini. Meski sekali waktu pihak PU Bina Marga Propinsi melakukan perbaikan, tetap saja di sana sini kembali berlubang dan menimbulkan kecelakaan serta rusaknya kendaraan yang terjebak.

Kerusakan jalan yang menimbulkan banyak lubang di Jalur Pantura mulai masuk perbatasan Jawa Barat dan Jawa tengah. Dari Keluar pintu Losari, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Limbangan hingga masuk kota Tegal, pemalang dan Pekalongan. Sebagaimana dikeluhkan para sopir Elf dan Bus di Pantura, dengan kondisi jalan seperti ini sudah jelas merugikan pihak pengusaha transportasi. Selain seringkali menimbulkan kerusakan roda juga kerap kali terjadi kecelakaan. Biasanya kendaraan bermotor yang terjebak lubang akan terjatuh dan jika jatuhnya ke kanan pasti tergilas oleh Truk atau kendaraan besar lainnya.

Kondisi Parah yang terjadi pada jalur internasional Pantura ujung batas Jawatengah saat ini yang nampak parah terjadi di Limbangan Kabupaten Brebes. Di kisaran Km 11 Brebes jalan-yang berlubang yang telah mengakibatkan kecelakaan berkali-kali itu oleh warga Limbangan ditanami pohon pisang. Saat ditanya mengapa demikian? Dengan santai warga serempak menjawab “ Ini suatu bentuk kepedulian kami mas. Pasalnya sudah banyak makan korban. Dengan ditanami pisang seperti ini kan pengguna jalan bisa memilih jalan yang baik,” tutur warga setempat.

Dari keterangan masyarakat setempat pula keluhan tentang rusaknya jalan Pantura juga seringkali membuat warga disibukkan menolong korban kecelakaan. Selain mobil yang mendadak kempes ban, copot roda, banyak juga diketahui kendaraan bermotor roda dua yang ringsek setelah terperosok ke dalam lubang jalur Pantura yang menganga. Lubang tadi selain dalam diperkirakan masuk kisaran kedalaman 15- 20 Cm. Adapun Lebarnya bervariasi, ada yang sebesar paso ada yang seperti sumur manakala hujan tiba.

Dijelaskan pula oleh salah satu tokoh masyarakat Brebes yang enggan disebutkan namanya, lambannya pihak PU Binamarga Propinsi Jawa Tengah tersebut dikarenakan unsur kesengajaan. “Saya menduga ada unsur kesengajaan dari pihak PU Binamarga yang memperlambat perbaikan. Buktinya baru beberapa bulan diperbaharui eh tiga bulan kemudian rusak lagi. Disana diperbaiki disini yang rusak , disini diperbaiki disana yang rusak. Apa pemerintah tidak rugi jika para insinyur kita dalam melaksanakan pembangunan mencla mencle seperti ini. Seakan dana pemeliharaan dan pembangunan jalan dibuat main-main sebagai lahan proyek sendiri saja. Kapan negeri ini akan makmur dan merasakan pembangunan yang benar,” keluh lelaki yang mengaku sebgai aktifis LSM ini.

Pendapat lain dari para sopir kendaraan truk, bus dan angkutan kota malah menilai ada unsur kesengajaan dengan rusaknya jalan ini agar para pengemudi kemudian memilih masuk tol. Padahal tidak semua kendaraan dibekali ongkos masuk tol. “Jika terus menerus begini perjalanan kami terhambat dan rugi waktu juga materi. Karena kita kadang harus ngantri akibat ada kendaraan yang kecelakaan. Jika ini terjadi saat ngantri banyak preman-preman yang memanfaatkan. Selain meminta dengan paksa, mereka dengan berbagai modus meinta sesuatu dari kita. Kondisi ini seperti disengaja. Saya berdoa semoga pemimpin-pemimpin kita di negeri ini sesekali naik kendaraan darat jangan Cuma pakai pesawat, akhirnya tahu keluhan dan jeritan kami, selaku rakyatl,” jujur Sopir Truk asal Surabaya itu.

Beberapa sopir Truk dan Bus, pun menaruh hormat dengan upaya masyarakat Limbangan Brebes yang menanami lubang jalan dengan pohon pisang sebagai bentuk protes sosial dan peringatan bagi para pengguna jalan. Mudah mudahan dengan upaya reflek masyarakat Limbangan Brebes ini akan mengetuk hati pemerintah untuk menegor pihak PU Bina Marga Propinsi, agar mempercepat pelaksanaan perbaikan di seluruh Jalur Pantura Jawa Tengah. *** (TIM)

Komentar