Kepsek Laporkan Pelaksana DAK Seenaknya

Jatinegara, Tegal—
Dalam pelaksanaan proyek DAK tahun anggaran 2010 untuk Kabupaten Tegal ditenggarai banyak pelanggaran Kepres 80. Pelanggaran ini terkait pengadaan barang dan jasa, dimana dalam pelaksanaannya banyak dijumpai penyelewengan.
Hasil pantauan Sinar Pagi mencatat di beberapa tempat, khususnya di Kecamatan Jatinegara dan Kecamatan Pangkah Kab. Tegal, terdapat dugaan penyelewengan terlihat dari kondisi bangunan Perpustakaan yang telah dilaksanakan dengan pagu anggaran sebesar Rp 95 juta, diantaranya dibangun dengan asal-asalan.
Seperti yang terjadi di SD Dukuh Sembung Kecamatan Pangkah, serta di Kecamatan Jatinegara yakni di SD Lembahsari 2, SD Sumbarang 1 dan SD Gantungan 1, pada kenyataanya secara fisik proyek dibangun tidak sesuai bestek. Selain itu kurang pengawasan dari dinas terkait, membuat pihak rekanan seakan tidak ambil peduli. Mereka berprisip yang penting dapat untung.
Sebagaimana dikeluhkan Kepala SD Dukuh Sembung, Untung K, ketika ditemui di ruang kerjanya. Ia menilai bangunan perpustakaan yang berdiri di lingkup sekolahnya dibangun dengan asal-asalan. “Setahu saya dalam pelaksanaannya bangunan tersebut di sub kan dari rekanan pemenang tender kepada Sudarno, asal Desa Ketiban,” jelas Untung.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Untung K, perihal Sudarno mendapat garapan proyek pembangunan perpustakan untuk lingkungan sekolahnya senilai Rp 75 juta . Secara tehnis kayu yang digunakan untuk ram-raman sudah nampak rusak. Banyak yang mengkelung dan tidak layak penggunaannya. Bahkan hingga sampai pekerjaaan selesai pihak Kepala sekolah pun tidak pernah bertemu dengan pihak rekanan yang menggarap. Namun anehnya, tahu-tahu penyerahan kunci pintu bangunan diberikan pada penjaga sekolah.
Dari keterangan Untung pula, dijelaskan setelah Penjaga Sekolah menyerahkan kunci Perpustakaan baru, kemudian ia laporkan pada UPTD Dikpora Pangkah. Atas saran dari UPTD Teguh Herdi SPd, kunci tersebut agar dikembalikan pada pihak rekanan.
Dengan kondisi seperti itui selaku Kepala sekolah Untung K mengajukan komplain atas bentuk penyerahan tanggung jawab yang dirasa kurang sopan dan tidak melalui prosedur yang sebenarnya.
Pengalaman yang sama dikeluhkan oleh Kepala SD Lembahsari 2 Sutiyono. Kepada Wartawan ia menyesalkan pihak rekanan pembangunan gedung perpustakaan sekolanji h-nya dilaksanakan dengan sembarangan. Selain gegabah telah berani membongkar aset negara,(--pagar sudut keliling sepanjang 6 meter) guna mempermudah distribusi matrial, padahal sebelumnya berjanji untuk memperbaikinya lagi usai pelaksanaan pembangunan gedung perpustakaaan eh malah ditinggal seenaknya saja. Begitu juga saat dilihat hasil pembangunan perpustakaan pun natidak memenuhi standar bestek.
Selain itu Sutiyono juga mengakui dalam pelaksanaan kegiatan pembangunannya tidak dipasang papan proyek, IMB bahkan fisik bangunan pun dibuat asal-asalan. “Padahal anggaran untuk papan proyek tersebut kan ada. Bagaimana bangunan akan berkualitas baik, kalau untuk papan proyek yang sekecil itu saja sudah disunat dan dipermainkan,” ujarnya.
Perihal pembongkaran pagar keliling oleh pihak rekanan yang telah berjanji akan segera memperbaiki, nyatanya sampai sekarang malah dibiarkan begitu saja. Kalau kami yang memperbaikinya dari mana dana-nya? “ keluh Kepsek Lembahsari 2, pula.
Melihat sikap rekanan yang semaunya sendiri dengan menghasilkan pembangunan yang asal-asalan dan tak memberi pengaruh pada kedudukannya selaku kepala sekolah., Sutiyono malah berpendapat masih mending dimasa datang proyek-proyek yang dialokasikan pada pengembangan sarana pendidikan dasar, agar dikerjakan secara swakelola saja, ketimbang diberikan pada rekanan yang hasil pekerjaannya tidak maksimal dan bahkan seenaknya merusak fasilitas bangunan yang ada.
“Boro-boro dapat fie, kami yang ketempatan malah dirugikan.” Gerendengnya.
Di SDN Sumbarang 1 Kecamatan Jatinegara pun ditenggrai materi kayu pada fisik bangunan proyek DAK dipilih dari bahan yang mudah melengkung dan diduga pula menggunakan banyak kayu lokal. Indikasi ini dapat terlihat pada kayu ram-raman yang tampak melengkung.
Sementara itu salah satu subkon yang telah berhasil menggarap proyek perpustakaan di SD Gantungan 1, H. Munawar membenarkan pihaknya bertanggungjawab atas pelaksanaan pembangunan di sekolah tersebut. Ia berjanji apabila masih terdapat kekurangan akan segera memperbaikinya. Diakui oleh H. Munawar sampai saat ini dana jaminan pemeliharaan yang tersisa 5 % dari pagu anggaran belum keluar. Menurut penjelasannya menunggu masa pemeliharaan habis.
Diceritakan pula oleh H. Munawar, awalnya ia ikut lelang untuk proyek tersebut. Dikarenakan terdapat persyaratan yang kurang, akhirnya ia gagal memperoleh proyek. Namun atas saran putranya yang juga pemborong, Muroji, akhirnya ia pun menerima garapan proyek dari bendera kontraktor lain dari salah satu rekanan asal Dukuh Sembung.
“Namanya saya lupa Mas, Saya memperoleh pekerjaan senilai Rp 67 Juta. Waktu itu saya terima dan saya laksanakan dengan aturan yang ada. Dari pada nggak ada kerjaan, biar kecil anggarannya tetap saya ambil. Kesulitan cuma karena masalah dead line waktu, pekerjaan rasanya kayak diburu-buru. Karena akhir Desember harus sudah selesai,’ ujar H. Munawar pemilik SPBU di Jatinegara.
Dari pengalamannya menggarap proyek DAK, diketahui pula H. Munawar telah memberi fie untuk pemilik bendera sebesar 3 % dari pagu anggaran. Begitu juga perihal banyaknya potongan-potongan ia sendiri tidak bisa menceritrakannya satu persatu.
“Tapi saya senang, dengan anggaran segitu, saya bisa menganggarkan untuk kebutuhan pintu dari bahan kayu jati, dan hasil fisiknya bissa dicek sendiri,” jelas H. Munawar.
Diakui pula oleh H. Munawar pihak rekanan atau subkon memang tidak memberikan apa-apa pada pihak sekolah. Hal itu menurut mereka bukan tanggungjawabnya. Begitu juga ketika ditanya soal berapa keuntungan yang diperoleh dengan membangun dengan hasil yang baik, seperti dilakukan H, Munawar, Pengusaha referansir yang punya SPBU itu cuma tersenyum. (David-Noers)

Komentar