Slawi – Komunitas pelukis Slawi yang tergabung dalam Sanggar Putik’99 Kabupaten Tegal mengaku kebanjiran karya. Gejlak produkstifitas para pelukis slawi ini selain dipengaruhi oleh geregap perkembangan seni rupa Indonesia juga dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan karya seni lukis di masyarakat. Meski demikian komunitas yang beranggotakan 37 oranag perupa ini masih merasa kesulitan dibidang pemasaran.
“Ada ratusan berbagai jenis lukisan yang sekarang terpajang dan tersimpan di galeri Sanggar Putik’99 di Gedung Rakyat Slawi. Meski demikian tidak semua karya dari para pelukis yang dibuat semata-mata untuk dijual. Karena ada beberapa pelukis juga yang berpandangan ideal—berkarya dan melakukan sosialisasi melalui pameran,” ungkap Panowo selaku ketua Sanggar Putik.
Lebih lanjut Pranowo, Guru SMK I Kabupaten Tegal, merasa terbantu dengan kehadiran Nurochman Sudibyo melalui Sakti Art Managemen yang akan berupaya membantu memenej galeri Sanggar Putik’99 baik untuk pemasaran maupun mengikutsertakan anggotanya dalam penyelenggaraan pameran dan menyampaikan informasi dunia senirupa saat ini baik dari dalam maupun luar sanggar . “Kehadiran Sakti Art Managemen yang bekerja independen secara langsung atau tidak langsung membantu kinerja para pelukis yang memiliki latar belakang varian.
Dari penjelasan Pranowo pula dijelaskan dari 37 pelukis Sanggar Putik’99 ada yang menjadi PNS, Guru, Pegawai Pemda, Wiraswastawan, Usahawan, Pedagang kecil, ibu rumah tangga, pensiunan, dan pelukis murni yang bekerja sehari-hari hanya mendapatkan penghasilan dari melukis.
“Sanggar yang telah menginjak usia 11 tahun ini sudah nampak kemajuannya secara signifikan. Selain sering berpameran di berbagai kota, beberapa pelukis kami juga banyak yang telah memperoleh penghargaan dan kejuaraan. Berbagai lomba lukis, diklat melukis dan diklat penjurian seni lukis secara berkala kami selenggarakan, dan Bulan Maret nanti kami akan menyelenggarakan lomba mewarnai dan loba lukis untuk ana-anak peduli lingkungan merebut Piala Ketua DPRD Kab. Tegal Rojikin” ujar Prnowo pula.
Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin, tertarik untuk mengunjungi Galeri Sanggar Putik ’99 di Gedung Rakyat Slawi, selain karena salut dengan kinerja senimannya yang guyub dan terusji selama 11 tahun, ia juga mengagumi karya-karya pelukis Slawi. Untuk kunjungannnya kemarin ia membeli sebuah lukisan Bung Karno karya pelukis Mashuri dengan harga Rp 2 juta.
“Selan halus dan rapih karya realis pelukis Mashuri dari Sanggar Putik juga membuat saya terkesima. Kelak karyanya akn saya jadikan cinderamata untuk Bu Mega Wati di DPP PDIP. Dan saya menghimbau agar seluruh masyarakat Tegal ikut serta mendokumentasikan karya-karya pelukis slawi dengan langkah membeli dan sekaligus mengoleksinya,” harap Rojikin dengan tawanya yang renyah.
Sementara itu direktur Sakti Art Managemen, Nurochman Sudibyo berencana memasarkan produk-produk karya unggulan pelukis Tegal baik secara langsung maupun via even pameran. Menurutnya karya lukis di Sanggar Putik’99 tidak kalah hebat dengan pelukis dari daerah lain. Bahkan menurutnya Di Indonesia Cuma satu Sanggar Putik’99 yg membangun komunitas berkarya secara kekeluargaan dan bergerak secara independen, urunan dan berupaya terus belajar.
“Menjadi Seniman pelukis itu pasti serius. Selain modalnya tidak sedikit karena menyangkut kanvas dan material cat, pigura dan waktu, tak hern jika beruntung seorang pelukis bisa cepat menjadi terkenal dan menghasilkan uang. Namun jika semangatnya tidak memperoleh dukungan dari masyarakat bahkan pemerintah daerah, bisa-bisa pelukis yang sudah bagus-bagus ini memilih urban ke berbagai kota lain, sayang kan?” ucap Nurochman.
Harapan Nurochman di masa datang bukan hanya anak-anak yang meminta diklat melukis pada Sanggar Putik’99. Kabupaten Tegal akan semakin maju manakala Ibu-ibu pejabat, dan kalangan wanita kariernya memilih mengikuti diklat melukis untuk menambah aktifitas positif setelah penat bekerja. Karena hanya seni lukis lah kita dengan mudah menuangkan ekspresi kelisah, cemas, stres, melalui daya cipta ke dalam kanvas. Selain menghasilkan karya yang bisa dinikmati anakcucu, dipamerkan pada teman sejawat maupun pameran besar di tengah masyarakat. *** (Dyah-Tati )
“Ada ratusan berbagai jenis lukisan yang sekarang terpajang dan tersimpan di galeri Sanggar Putik’99 di Gedung Rakyat Slawi. Meski demikian tidak semua karya dari para pelukis yang dibuat semata-mata untuk dijual. Karena ada beberapa pelukis juga yang berpandangan ideal—berkarya dan melakukan sosialisasi melalui pameran,” ungkap Panowo selaku ketua Sanggar Putik.
Lebih lanjut Pranowo, Guru SMK I Kabupaten Tegal, merasa terbantu dengan kehadiran Nurochman Sudibyo melalui Sakti Art Managemen yang akan berupaya membantu memenej galeri Sanggar Putik’99 baik untuk pemasaran maupun mengikutsertakan anggotanya dalam penyelenggaraan pameran dan menyampaikan informasi dunia senirupa saat ini baik dari dalam maupun luar sanggar . “Kehadiran Sakti Art Managemen yang bekerja independen secara langsung atau tidak langsung membantu kinerja para pelukis yang memiliki latar belakang varian.
Dari penjelasan Pranowo pula dijelaskan dari 37 pelukis Sanggar Putik’99 ada yang menjadi PNS, Guru, Pegawai Pemda, Wiraswastawan, Usahawan, Pedagang kecil, ibu rumah tangga, pensiunan, dan pelukis murni yang bekerja sehari-hari hanya mendapatkan penghasilan dari melukis.
“Sanggar yang telah menginjak usia 11 tahun ini sudah nampak kemajuannya secara signifikan. Selain sering berpameran di berbagai kota, beberapa pelukis kami juga banyak yang telah memperoleh penghargaan dan kejuaraan. Berbagai lomba lukis, diklat melukis dan diklat penjurian seni lukis secara berkala kami selenggarakan, dan Bulan Maret nanti kami akan menyelenggarakan lomba mewarnai dan loba lukis untuk ana-anak peduli lingkungan merebut Piala Ketua DPRD Kab. Tegal Rojikin” ujar Prnowo pula.
Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin, tertarik untuk mengunjungi Galeri Sanggar Putik ’99 di Gedung Rakyat Slawi, selain karena salut dengan kinerja senimannya yang guyub dan terusji selama 11 tahun, ia juga mengagumi karya-karya pelukis Slawi. Untuk kunjungannnya kemarin ia membeli sebuah lukisan Bung Karno karya pelukis Mashuri dengan harga Rp 2 juta.
“Selan halus dan rapih karya realis pelukis Mashuri dari Sanggar Putik juga membuat saya terkesima. Kelak karyanya akn saya jadikan cinderamata untuk Bu Mega Wati di DPP PDIP. Dan saya menghimbau agar seluruh masyarakat Tegal ikut serta mendokumentasikan karya-karya pelukis slawi dengan langkah membeli dan sekaligus mengoleksinya,” harap Rojikin dengan tawanya yang renyah.
Sementara itu direktur Sakti Art Managemen, Nurochman Sudibyo berencana memasarkan produk-produk karya unggulan pelukis Tegal baik secara langsung maupun via even pameran. Menurutnya karya lukis di Sanggar Putik’99 tidak kalah hebat dengan pelukis dari daerah lain. Bahkan menurutnya Di Indonesia Cuma satu Sanggar Putik’99 yg membangun komunitas berkarya secara kekeluargaan dan bergerak secara independen, urunan dan berupaya terus belajar.
“Menjadi Seniman pelukis itu pasti serius. Selain modalnya tidak sedikit karena menyangkut kanvas dan material cat, pigura dan waktu, tak hern jika beruntung seorang pelukis bisa cepat menjadi terkenal dan menghasilkan uang. Namun jika semangatnya tidak memperoleh dukungan dari masyarakat bahkan pemerintah daerah, bisa-bisa pelukis yang sudah bagus-bagus ini memilih urban ke berbagai kota lain, sayang kan?” ucap Nurochman.
Harapan Nurochman di masa datang bukan hanya anak-anak yang meminta diklat melukis pada Sanggar Putik’99. Kabupaten Tegal akan semakin maju manakala Ibu-ibu pejabat, dan kalangan wanita kariernya memilih mengikuti diklat melukis untuk menambah aktifitas positif setelah penat bekerja. Karena hanya seni lukis lah kita dengan mudah menuangkan ekspresi kelisah, cemas, stres, melalui daya cipta ke dalam kanvas. Selain menghasilkan karya yang bisa dinikmati anakcucu, dipamerkan pada teman sejawat maupun pameran besar di tengah masyarakat. *** (Dyah-Tati )
Komentar