Pendekatan Estetis Langkah Tepat Mengetuk Hati Pemerintah


Melalui acara pentas seni dan kampanye penyeimbangan alam, Mas Agung Wabup Brebes, memberikan pencerahan gaya seniman. Dengan santai nya Mas Agung menyejukkan masyarakat Pandansari. (Noors Sudibyo)


Teropong, Brebes ---Dalam sambutan selaku pimpinan tertinggi di Kab. Brebes saat ini, Agung yang datang dan didaulat langsung oleh Pembawa Acara Budayawan Muda Kota Brebes Wijanarko Spd. mengingatkan pada para seniman agar tidak larut dengan karyanya. Entah guyon atau sindiran Pak Wabub menuturkan dampak manakala seniman terlalu larut dalam mengekspresikan seni, semisal pada Lagu “Jangan Ada Dusta Di Antara Kita” yang akhirnya berdampak banyak kawan dan para pengagumnya terjerembab dalam dosa, begitu juga dengan pembawa lagu “Tenda Biru” Desi Ratnasari yang akhirnya dipulangkan ke orangtuanya, serta Lagu Indonesia raya yang dalam perjuangannya banyak menumpahkan darah.

Pendapat Mas Agung ini buru-buru ditandaskannya bukan dalam maksud tidak menghormati keagungan lagu tersebut, namun lebih pada soal penghayatan dan pengekspresian yang berlebihan yang kemudian dapat berakibat fatal.

Sementara itu Ketua Dean Kesenian Kota Tegal dalam kesempatan yang sama menolak pendapat Mas Agung tersebut. Menurut Nurngudiono, bagaimana pun seniman harus tampil dengan prima dengan penuh penghayatan pada karya yang dibawakannya. “Tidak benar apa yang disampaikan Mas Agung. Bagaimana seorang seniman dapat dikatakan tampil bagus, tanpa penghayatan yang prima. Saya yakin itu sekedar kelakar yang dimaksudkan agar masyarakat tidak terlalu mengekspresikan kondisi alam melalui demo dan unjukraya , pendapat seperti itu ya sah-sah saja kalau memang tujuannya begitu. Dia kan Pejabat, bicaranya ya prefentif lah,” tutur Nurngudiono yang prihatin terhadap pembangunan infrastuktur di Pandansari terutama jalan yang rusak berat.

Mas Agung dalam sambutannya menyesalkan mudahnya masyarakat Desa Pandansari diprofokasi melalui kegiatan aksi unjukrasa. “Kalau aksi seni dan kampanye penyeimbangan alam tentu saja baik, namun dengan ramai-ramai turun ke jalan akan membuat repot aparatur pemerintah,” keluhnya.

Agung pun menyarankan apabila masyarakat menginginkan sesuatu atau tidak puas dengan kebijakan yang ada, agar disampaikan melalui surat atau perwakilannya saja. “Penyampaian kehendak dengan aksi turun kejalan akan bedampak lain. Kami pasti lebih dengan senang hati menangkap apa yang diinginkain masyarakat Brebes manakala disampaikan dengan etis dan aturan yang berlaku. Contohnya saja kalau anak meminta uang untuk beli es pada bapaknya, jika didampaikan dengan ngamuk dan teriak-teriak tentu tidak membuat simpatik.

Berbeda jika dengan berbisik sembari dipejeti kakinya kan dengan senanghati bapaknya akan memberi, Begitu juga kami yang ada di Pimpinan Pemkab Brebes, akan lebih bijak apabila keinginan masyarakat Pandansari untuk memiliki jalan yang layak pakai disampaikan dengan melalui proposal yang disampaikan oleh perwakilan masyarakat sini, Insya Alalh kami perjuangkan untuk anggaran tahun depan,” tegas Wabub Agung Widiyantoro. (Noor Sudibyo/Dyah Set)

Komentar