Mas Hadi Gondrong, Ketua LSM Pendampingan di Pandan Sari, saat menerima Lukisan Estu Marhaento dari Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal, Nurngudiono. Mas Estu bagi masyarakat setempat punya kenangan tersendiri terhadap penggerak lingkungan di Desa Pandansari.
( Noors Sudibyo)
Ketua DKT serahkan Cinderamata pada LSM penyelamatan
Teropong, Kota Tegal—Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal Nurngudiono Malam Rabu lalu hadir dalam acara pentas seni dan aksi masyarakat pergerakan penyelamatan alam di Desa Pandansari brebes. Melalui kegiatan itu pula Ketua DKKT berkenan meberikan cinderamata lukisan seorang kawan penggerak seni di Pantura yang kebetulan juga tertarik dengan pergerakan di pandansari.
Kehadiran Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal Nurngudiono, 12 Oktober lalu dalam rangka memenuhi undangan Kelompok Tani Mangrouf Pandan Sari. Kehadiran teman-teman sniman Tegal disambut koordinator IPPHTI Brebes, dengan hangat bersama masyarakat setempat.
Dalam kesempatan yang sama ketua Kelompok Mangrouf Mas Hadi berkesempatan menerima kado atas keberhasilan kegiatannya dalam rangka kampanye penyeimbangan alam. Mas Hadi yang didampingi komandan Jaga Segara Rusjan menerima Lukisan Foto Estu Marhaento karya sastrawan dan Pelukis kota Tegal Rofii Dimyati. Estu Marhaento menurut mereka merupakan salah satu penggerak kesenian di Pantura. Ia adalah seorang sahabat seniman Tegal yang dinilai sebagai orang dalam hudupnya memiliki perhatian besar terhadap konservasi pantai khususnya di Desa Pandan Sari.
Dalam sambutannya Nurngudiono, memohon agar lukisan ini menjadi kenangan bahwa pernah ada seorang sahabat yang ingin ikut serta menggagas pembangunan di desa Pandansari, meski niatan baiknya itu kandas, karena terburu mendapat panggilan dari Allah SWT.
“Saya berharap teman-teman akan meneruskan apa yang diharapkan mas Estu. Ia adalah warga Brebes yang baik, dan kaya akan gagasan brilian. Semoga Desa Pandansari dengan segera bangkit menerima perubahan yang kongkret, Amien,” ujarnya kalem.
Malam itu juga seusai memberikan cinderamata Nurngudiono tampil bersama lewat gumam pergerakan mangrouv. Ia bersama Dalang Ki Barep melantunkan suluknya, sedang Nurochman dipanggung yang sama mengekspresikan peran rakyat untuk bersabar laksana kembang suket, lain dari itu Dyah Setyawati satu-satunya penyair handal Tegal menghadiahkan beberapa puisi untuk Desa Pandansari. Dan Penyair Rofii Dimyati membacakan dua sajak nya yang ternyta juga khusus untuk Masyarakat Desa Pandansari. (Noors)
Komentar