Wakil Bupati Brebes H. Agung Widiyantoro SH. Msi, hadir di Desa Pandansari Menyaksikan Pentas dan aksi Masyarakat melalui kampanye penyeimbangan alam. Sebagai pimpinan daerah ia meminta masyarakat Pandansari untuk bersabar menyangkut pembangunan infrastuktur di desa tersebut. (Nurochman S.)
Bencana Alam Ancam Warga Desa Pandan Sari
BREBES—Teropong.----Dugaan Pemkab Brebes tak peduli terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Pandansari Kecamatan Brebes memperoleh Jawaban langsung dari pimpinaan tertinggi Pemkab Brebes saat ini. Wabup H. Agung Widiyantoro SH. Msi. hadir dalam acara Malam Pentas Seni dan aksi yang dimotori oleh mantan Lurah Desa Pandansari Wasjan.
Dalam kesempatan yang tidak disangka-sangka tersebut, Nampak masyarakat menjadi gembira. Pasalnya demo yang pernah dilakukan masyarakat Pandansari tidak memperoleh respon, kenyataan ketika Mas Agung selaku Wakil Bupati Brebes datang ke Pandansari, justru membuat lega masyarakatnya.
Malam rabu 12 Oktober lalu itu Masyarakat Desa Pandansari yang telah berkumpul di tempat lapang bersama dengan tokoh masyarakat lainnya menerima kehadiran Mas Agung. Dalam kesempatan yang sama Mas Agung pun didaulat untuk mem dalam puncak acara kegiatan sosialisasi gerakan penyeimbangan alam di Pantura Brebes. Agung juga menanggapi soal keinginan masyarakat terkait pembangunan infrastuktur. Lewat sambutan Wakil Bupati tersebut masyarakat Desa Pandansari gembira. Pasalnya Mas Agung dalam sambutannya mampu memberikan pencerahan terhadap apa yang diinginkan masyarakat setempat.
Bahkan Mas Agung berjanji merealisasikan pembangunan Jalan dari Desa Wanasari menuju Kecamatan Brebes. “Sabar- yang penting sabar dulu. Mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Pandan Sari menuju Brebes itu ada aturannya. Kalau untuk tahun ini sudah tidak ada sisa. Kami Pemkab pun tengah pusing dengan ajuan DPRD yang membutuhkan dana sekitar 800 juta-an dari sisa anggaran yang ada. Padahal dana sebesar itu jika diperuntukkan untuk membangun jalan di desa ini akan berlebih. Tapi kita tidak bisa semena-mena, semua diatur oleh undang-undang,” jelas Mas Agung Lagi.
Sementara itu Mas Hadi selaku panitia penyelenggara, dalam sambutannya malam itu menjelaskan bagaimana kronologis kegiatannya. Selaku LSM Pendamping dan Koordinator IPPHTI Kab. Brebes ia merasa telah merespon berbagai Undang-undang terutama UU no 27 tentang larangan penebangan liar, dalam rangka melaksanakan gerakan penyeimbangan alam.
Malam itu melalui acara pentas seni dan kampanye penyeimbangan alam tersebut, Mas Agung demikian sapaan akrab Wabup Brebes, memberikan pencarahan dengan gaya seniman. Dengan santai nya Mas Agung menyejukkan masyarakat Pandansari melalui tembang dan curahan hatinya. Menurut Mas Agung kerusakan pantai dan alam di desa Pandansari dikarenakan oleh masyarakat Pandansari dimasa lalu.
“Saya ingat dulu Desa ini merupakan kantung ekonomi para pejabat Brebes. Istilahnya Dompet mereka banyak ditinggal di desa ini. Ingat Pandan Sari pasti ingat Tambak Udang Windu di era 80-90 an. Kini setelah Tambak Udang hancur terkena virus. Lahannya ditinggalkan. Sementara sejarah desa mencatat waktu itu untuk melancarkan pengangkutan hasil udang, masyarakat membabat seluruh hutan mangrouf dan hutan bakau serta pohon api-api.” Ungkap Mas Agung.
Lebih Lanjut Wakil Bupati Brebes ini menjelaskan, akibat dari perusakan hutan mangrouf untuk kepentingan bergelintir orang, pantai Pandansari terkena abrasi karena tak mampu menahan debur ombak. Belum lagi lumpur kali ponggol pun tak mampu diserap sehingga berakibat semakin curamnya pantai.
“Kini pemerintah sudah barangtentu mendukung teman-teman aktifis yang berusaha menyelamatkan Desa Pandansari dari ancaman bencana alam. Namun demikian mengingat anggaran Pemkab Brebes saat ini tengah dikonsentrasikan pada keinginan Anggota DPRD yang awal kebutuhan 500 juta bertamabah menjadi 800 juta. Jadi untuk Pembangunan jalan Desa Pandan Sari menuju Brebes dimohon sabar. Tolong Buat Proposalnya nantikita perjuangkan agar terealisasi di tahun 2011,” ujar Mas Agung mengakiri sambutannya.
Sementara itu mantan Lurah Desa Pandan Sari Rusjan, malam itu menyampaikan keluhan masyarakat terkait kondisi Lurah Pandansari Edi Yulianto yang sampai saat ini masih ditahan di Polres Brebes karena dugaan Korupsi penggunaan Dana ADD. Dengan tidak adanya Lurah Edi Yulianto, Kegiatan malam itu justru didominasi oleh aktifitas Mantan Lurah Pandansari Rusjan, yang kini menjadi Ketua KLP Mangrouf dan Komandan Satgas Jaga Segara. Dalam sambutannya ia begitu respek terhadap kondisi pantai utara Jawa khususnya di Kab. Brebes dan di Desa Pandansari yang kini memprihatinkan karena terancam tenggelam. Menurut Rusjan, Pantai Desa Pandansari tidak lagi memiliki tumbuhan yang mampu menyerap pukulan ombak, akhirnya sering rob besar dan banjir bandang. Rusjan juga menerangkan jika gerakannya saat ini telah mengkomandani pasukan jaga segara yang mengutamakan gerakan menanam mangrouf dan membuat upaya pemecahan ombak untuk penyelamatan Pantai Utara Brebes.
“Saya memang sudah tidak lagi menjadi lurah Pandansari. Saya tidak kecewa, namun terbukti tuhan berkehendak lain, Saya malah memperoleh kepercayaan unuk bekerja di KLP Mangrouf dan tugas saya sebagai Komandan Satgas Jaga Segara malah lebih besar ketimbang ngurus desa Pandansari. Mudah-mudahan melalui aktifitas ini niatan saya yang tulus ini dapat memberi semangat untuk terus berbakti pada negara, demi kemaslahatan bersama.
Adapun Mas Edi selaku ketua panitia acara malam itu menjelaskan bahwa kegiatannya dalam rangka menyelamatkan alam di Desa Pandan sari adalah berupa “Tindakan Lokal berdampak Global” . Misi mulia ini pada kenyataannya memperoleh dukungan besar dari masyarakat Pandansari. Dan puncaknya Pentas Aksi Masyarakat untuk perubahan iklim pun merupakan bentuk kongkrit dukungan masyarakat. Kegiatan ini Didukung pula oleh IPPHTI Kab. Brebes, Mangrouv Sari, Kelompok Tani Lestari, Komunitas satra De Anglo, Sanggar Nun Yogyakarta, dan Bersama pula jajaran HMI Brebes. (Noors Sudibyo/Dyah Set)
Komentar