6 Pasangan Cabup Indramayu Siap Bersaing

6 Pasangan Cabup Indramayu
Siap Bersaing


Indramayu--
Kabupaten berjuluk kota mangga dengan wilayah yang luas dan masyarakat yang farian saat ini tengah siap hadapi pesta demokrasi 18 agustus mendatang. Pilkadasung di Indramayu memang terbilang unik dan menarik untuk dicermati sebagai wilayah pembangunan di bidang politik di Indonesia. Pernyataan tersebut sebagaimana disampaikan seorang pengamat politik muda Ade Hermansyah (38) asal Kandanghaur ditemani Traufik dari Losarang dan Dadi Heryanto asal Bangodua di sebuah kedai ikan bakar di Pantura.

Sarjana Sospol Universitas Parahiyangan Bandung ini kepada Sensor menerangkan ketertarikannya dengan perkembangan politik di Indramayu Jelang Pemilihan Kepala Daerah sejak tahun lalu. Menurutnya ketertarikannya dengan situasi politik di Indramayu karena berbeda dengan daerah lain di Jawa Barat, Sekitar wilayah III Cirebon apalagi dengan kota-kota kabupaten lain di Indonesia.

Hermansyah melihat banyaknya kekuatan politik di Indramayu namun tidak menjadi dominasi kekuatan yang signifikan dalam perkembangan pemdidikan politik. Hal ini menurutnya dapoat dilihat dari tidak tercerminkannya kaderisasi dalam tubuh partai. Bahkan ia menegaskan masyarakat Indramayu dapat dikatakan masa mengambang. Ia menilai masyarakat Indramayu agak apatis terhadap pentingnya kehidupan politik. Walhasil mereka tak dapat berbuat apa-apa manakala hasil sebuah pesta demokrasi yang cenderung dapat digerakkan oleh kepentingan kekuasaan.

“Coba saja lihat kronologis hasil pemilihan bupati paska pemerintahan Bupati H. Irianto MS Syafiuddin dan H. Dedi wahidi, hasil pilihan DPRD th 2000 yang memenangkan pasangan Partai Golkar dan PKB. Manakala ditahun 2005 dilakukan pemilihan bupati secara langsung, terpilih kembali H. Irianto MS Syafiuddin alias Bung Yance dengan pasangan H. Herry Sujati dengan kendaraan politik Partai Golkar plus Independen (H. herry Sujati bukan dari unsure partai-red).” Jelas Ade.

“Selanjutnya disaat tahun 2007 terjadi pesta demokrasi pemilihan Gubernur Jawa Barat, Suara Masyarakat Indramayu kembali didominasi oleh perolehan terbesar untuk H. Dani Setiawan dari Partai Golkar, padahal suara masyarakat jawa barat justru memenangkan Figur Pasangan H. Ahmad Kurniawan dan H. Dede Yusuf dari PKS dan PAN. Berikutnya disaat pesta demokrasi Pemilu Legislatif tahun 2009 masyarakat Indramayu lagi-lagi membuktikan kemenangan Partai Golkar dengan perolehan 24 kursi di DPRD dari 50 kursi yang diperebutkan, padahal di Jawa Barat sendiri Perolehan Kursi DPRD Propinsi untuk Partai Golkar hanya 5 buah.” Tambah Taufik.

“Lalu yang terakhir disaat pemilu Presiden tahun 2009 masyarakat Indramayu menjadi aneh. Karena Yusuf Kala gagal dipasangkan kembali dengan Presiden SBY suara masyarakatpun hasilnya memilih pasangan Megawati-Prabowo dan Kabupaten Indramayu memerah dengan kemenangan PDI Perjuangan-Partai Gerindra dengan suara mayoritas, meski di tingkat nasional yang terpilih adalah kembalinya Susilo bambang yudoyono memimpin RI.” Ungkap Dadi pula.

Lebih Lanjut Ade Hermansyah menuturkan bahwa Kini menjelang persiapan Pilkadasung di Indramayu kembali kekuatan Partai bertarung dengan sesama partai ditambah lawan dari pasangan yang muncul secara perorangan. Ia melihat Partai Golkar dengan power pemerintahan Bung yance selama 10 tahun, yang kemudian mencalonkan istrinya Hj. Anna Sopanah dengan H. Supendi mantan Sekda yang ditambah dengan kekuatan dukungan dari PKB. Melawan H. Gorry Sanuri dan Ruslandi dengan kendaraan Partai Hanura dan PDIP, lalu Pasangan H.Uryanto Hadi dan H. Abas Asafah dengan kendaraan politik Koalisi Partai Demokrat, PKS, P. Gerindra, PPP, PBB, PKNU dan PPRN, menghadapi juga persaingan dari pasangan calon perseorangan; Toto Sucartono-H. Kasan Basari, Mulyono Martono - Hendaru , dan H. Api Karpi – Rawita.

Melihat perkembangan hasil penetapan yang digulirkan oleh Kinerja KPUD Indramayu tersebut menurut Taufik mencerminkan betapa akomodatipnya KPUD sehingga untuk menyaring dari balon enam pasang justru kembali tetap 6 pasang. Dengan munculnya 6 pasangan ini sudah barangtentu masyarakat akan digiring kesebuah pesta demokrasi dengan gaya Pemilihan Kuwu. Ade mengatakan demikian karena pengalaman perjalanan politik di Indramayu secara kronologis dan histories. Ia menjamin masyarakat Indramayu bakal terpancing oleh kegiatan yang bersifat pragmatis, ada uang ada pilihan. Atau yang popular dalam kelakar politik “Membela Yang Bayar” disaat pemilihan nanti.

“Resikonya bagi calon yang menggelar gaya pilihan kuwu tentu saja dalam sebulan menjelang pemilihan juga membuka dapur umum, di berbagai rumah, tim sukses dan tempat-tempat strategis untuk upaya merebut simpati. Padahal menurut idealnya untuk memimpin Indramayu yang semestinya pasca kepemimpinan Bupati H. Irianto MS. Syafiuddin masyarakat harus memilih calon bupati yang cakap, berwibawa, pemberani dan pinter sebagaimana Bung Yance sehingga Indramayu kedepan akan semakin bertambah maju bukan sebaliknya,“ harap Hermansyah, Taufik dan Dadi mengakhiri perbincangan bersama wartawan Sensor di Warung Makan Pantura Eretan Kulon.***(Noor Sudibyo)

Komentar