Berita Indramayu : Witi Harus Dicari Kemana ?

WITI HARUS DICARI KEMANA?

Indramayu, --Tropong. KALINAH (53) penduduk Rt 10 RW.04 Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu, kembali datang ke kantor Tropong tanggal Kamis April 2010 kemarin. Ia mengadukan perkembangan atas hilangnya anak kedua, Witi binti Kalinah (25 ) setelah 4 tahun tak tentu rimbanya..

Menurut pengakuan Kalinah, Witi berniat kerja menjadi TKI atas keinginan sendiri, bahkan oleh suaminya Casduloh bin Jamal, yang juga warga dan penduduk desa yang sama, dengan terpaksa menyetujui keinginan Witi yang ingin mengubah nasib menjadi TKI. Itulah sebabnya sewaktu ada sponsor yang menawarkan pekerjaan jadi TKW ke Kwait, Witi langsung mendaftarkan diri. Suami dan orangtuanya pun ikut menyetujui.

"Witi berpakaian hijau dengan jaket hitam didampingi teman sekerjanya asal jawa tengah berpose di kamar rumah majikannya ( istimewa-NRS)"









"Majikan laki-laki Witi di Kwait yang tak disebutkan namanya, namun dikirimkan fotonya saat terakhir Witi tak kontak dengan keluarga. (istimewa-NRS)"









Saat itu Witi mendaftar pada petugas Lapangan pengganti sponsor bernama Tana (43) warga Blok Pesisir Desa Balongan Kec. Balongan Indramayu. Waktu itu Kalinah ingat, saat musim hujan sekitar tahun 2006 Witi didatangi Mang Tana. Waktu itu Tana meminta biaya pemberangkatan dan persyaratan administrasi sebesar Rp1,5 juta. Namun karena Casduloh tak punya uang, maka Kalinah selaku bapaknya yang mencari pinjaman uang guna membayar biaya kerja di luar negeri, hanya saja uang yang diperoleh dari pinjaman tersebut hanya sebesar Rp 1,2 juta . “ uang sebesar itupun dapat pinjam dari adik ipar isti saya,” tutur Kalinah..

Sayangnya hingga berita ini diturunkan, Tawiri (45) orangtua perempuan Witi, selalu bersedih karena sudah 2 tahun belakangan ini tidak ada surat dan tidak ada kabar telepon dan kabar beritanya. “Dulu saat baru setahun di Kwait, Witi selalu saja nelfon seminggu sekali. Dalam telefonnya itu ia mengaku tengah benerja di negara Kwait. Majikannya sangat baik dan ganteng, Rencananya setelah dua tahun hasbis kontrak, Witi mengatakan majikannya akan memperpanjang kontrak. Penjelasan Tiwi ini karena masjikannya senang dengannya. Namun demikian majikan perempuannya justru selalu bermuka jelek dan marah matah terus kepada Witi, mungkin cemburu karena witi memang anak saya yang cantik. |Sedangkan majikan lelakinya kata witi sangat sayang padanya,” ujar Tarwiti ibunya Witi.

Dijelaskan pula oleh Kalinah Sebelumnya sejak 10 bulan kepergian Witi kerja di Kawait ia selalu kirim uang Rp 2.4 juta. Awalnya menggunakan cek, dan yang mengambil adik ipar saya. Selanjutnya setiap dua bulan sekali kirim Rp 2.5 juta melalui kantor pos western union.. Ketiganya kirim ladi Rp 2.6 juta. Ynga keempat setelah 3 bulan kirim Rp3.7 juta. Lalu kirim lagi Rp 4.6 juta setelah 4 bulannya. Dan setelah ketahuan sering meneelfon mesra suaminya di Indonesia, atau karena ketahuan bagaimana Witi tidak boleh lagi berkomunikasi lewat telefon atau HP. Buntut yang paling mengenaskan Witi sejak itu tidak ketahuan nasibnya. “Apakah anak saya diusir, atau di aniaya atau diapakan saya tidak tahu, hanya saja teman sekerjanya asal Jawa Tengah, pernah ngebel mengatakan Witi sekarang dikuasai majikan laki-lakinya karena cemburu sering menelfon laki-laki yang menurut suaminya, lalu Witi dilarang dan tidak diperbolehkan menelfon,” jelas Temannya. Witi juga dikabarkan memperoleh siksa dan dera dari majikan perempuannya karena ketahuan memperoleh kasih sayang yang berlebih dari majikan laki-lakinya.

Sementara itu oleh Kalinah menjelaskan hasil kiriman Witi oleh Kalinah tidak diberikan pada suaminya tapi pada dirinya selaku orangtua. Namun Kalinah mengaku sering memberi uang ke suaminya. Juga saat Suaminya minta dibelikan HP senilai Rp 1.2 juta. Lalu ada sebagian dibelikan gelang untuk anak Witi, Aliyah (7) dan sisanya untuk menerima gadean motor.sebagai kendaraan bapaknya ikut usaha mengurus empang. Kini seteah seringlali telfon-telfonan dengan suaminya, Dari informasi temannya asal Jawa Tengah HP witi dirampas karena Majikannya marah dsn cemburu.

“Setelah itu Witi tak lagi pernah menelfon Suami atau keluarga kami, bahkan teman dan tetangganya seperti biasasaat ia rindu . Hanya saja ia pernah berkirim surat setelah 3 bulan tidak komunikasi. Awalnya Witi kirim sudat dan foto diri bersama teman dalam kamar, dan foto majikan lelakinya yang menurut Witi ganteng dan sayabf padanya. Namun sejak itu Witi tak lagi terdengar kabarnya. Yang menyedihkan ia juga sudah tak pernah kirim uang lagi entah kenapa dan bagaimana nasibnya. Apakah ia dikawin majikannya dan tidak lagi diperlakukan sebagai pekerja, atau ia disiksa majikan perempuan, atau Witi diisir ke jalanan, kami belum tahu dan mohon agar pemerintah menekan pihak PT. Muhasatama di Condet jakarta agar memberi penjelasan kepada kami selaku keluarganya. Kasihanilah kami selaku orang tua, anak dan suami Witi juga berharap memperoleh kabar yang pasti,” tangis Kalinah bersama keluarganya.

Kabar terakhir Kasdulah siami Witi, kini sudah tidak mampu ladi menanggung lara dan sedih. Sekarang ia telah pergi bekerja di Batam konon kabarnya ia juga dengan terpaksa menikah lagi karena kabar dari isrinya simpang siur. Lain lagi dengan nasib anaknya Aliyah justru lebih memilih ikut Kaliyah selali eyangnya.

Dijelaskan pula pernah pada suatu hari Kaliyah datang ke trumah Tana (Wakil Sponsor) di pesisir Balongan, namun tak pernah bertemu hingga kini. Ia disarankan ke Tegal Sumbadra menemui Sponsor PT Muhasatama perwakilan Indramayu yaitu Hj. Opah Mustopah, di Tegal Sumbadra Kec. Balongan Indramayu. Saat Kalinah menanyakan nasib Witi yang pernah direrbangkan olehnya Hj. Mustofa malah balik nanya; “ Sudah pernah kirim tidak?” tentu saja jawab,sudah. Lalu Sponsor tersebut membentsak bentak “ Lho kok kalau krim uang tak bilang-bilang, kalau sudah hilang kabar, malah nanya sama saya? “ lalu sponsor tersebut pergi. Kalinah pun pulang dengan perasaan yang sakit. Kemana ia harus mencari anak perempuannya.

Menurut penjelasan sponsor Witi di kwait memperoleh gaji perbulan Rp 1,2 juta sebulan. Kini jangankan gajih, nasibnya sudah tak menentu setelah 4 tahun meninggalkan keluarganya di Indramayu. Harapan Kalinah, dalam waktu dekat ada pihak yang mau membantu mencari dan meulangkan anaknya Witi. Ia khawatir witi bernasib malang. “Kepada Pemerintah Indonesia, kami mohon bantuan, dan tolong dengarkan jeritan kami ini? “ raung Kalinah sembari menangis.*** (Nurochman Sudibyo)

Komentar