Berita Indramayu

Proyek Siluman dan
Pemain Kusen Kayu Mangga
Bikin BPP Resah


Teropong Indramayu -- Kata siluman ternyata tidak hanya ada dalam cerita-cerita mistis saja. Terbukti dalam dunia nyata pun ‘proyek siluman’ juga ternyata sangat meresahkan pemerintah. Bagaimana tidak, disamping upaya pembangunan di Kabupaten Indramayu tengah dipacu, eh ada juga sekelompok oknum yang berkoalisi dengan setan membuat proyek siluman. Sebagaimana yang terjadi dalam proyek pembangunan gedung Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Jengkok Kecamatan Kertasemaya Indramayu.

Padahal tertera dalam pembangunan tersebut pagu anggarannya sebesar Rp.388.500.0000,-. Dikatakan silumanm karena selain tidak ada papan nama proyek, beberapa matrial bangunannya pun tidak sesuai dengan yang tertera di Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Akibatnya konsultan Agus Suwardi dari CV.Tri Mulya Utama pun uring-uringan. |||Penyebabnya penyimpangan yang dilakukan Pelaksana Muda, Dani dari CV.21 Maret yang beralamat di Jalan Menteng D VI BTN Paoman Asri Indramayu itu sudah sangat keterlauan.

Pasalnya lagi matrial kusen pintu dan jendela yang seharusnya menggunakan jenis kayu kruwing sebagaimana tertera di RAB, oleh CV 21 Maret diganti dengan jenis kayu mangga yang masih dalam kondisi basah. Sementara itu tanah urugan yang semestinya jenis tanah berkualitas baik, malah menggunakan tanah sawah yang pada kenyataannya butuh waktu masa konsentrasi pemadatannya.

Direktur CV. 21 Maret, Anto Supriadi saat hendak ditemui wartawan selalu saja sulit ditemui, demikian juga pengawas dari PU. Cipta Karya, H. Tarim. Adapun Dani yang sempat ditemui wartawan mengatakan bahwa ini bukan penyimpangan, melainkan upaya untuk mencari kelebihan. Bahkan Direktur CV dan pengawas dari PU Cipta Karya pun tidak mempermasalahkan penyimpangan ini, ujar Dani. Sungguh ironis proyek dengan penyimpangan dengan campur tangan tangan suiluman dikatakannya biasa dalam upaya mencari kelebihan. Memangnya mereka tidak dapat gajih, atau tidak berhitung soal keuntungan yang semestinya diperoleh. Jangan-jangan benar kata Insinyur dan Pelaksana bangunan di Luar negeri, Insinyur dan Pelaksana pembangunan di Indonesia tidak hanya memikirkan proyek yang sedang dibangun tapi juga isi kantong guna memenuhi proyek mobil baru, rumah baru dan istri baru tentunya. (SONI)

Komentar