Serikat Pekerja Pertamina Kecewakan warga

Indramayu, Teropong

Pertamina UP VI Balongan kembali kecewakan masyarakat Indramayu. Padahal beberapa hari sebelumnya baru saja di demo oleh warga beberapa desa terkait kekecewaan masyarakat pesisir, belum jelas kapan berhenti ditundanya pembayaran kopensasi atas tercecernya minyak mentah (crued oil) di Perairan Laut Indramayu. Selain kecewa akibat imbas atras sumber ekonomi masarakat pantai sejak Puasa tahun lalu, kini masyarakat dikecewakan karena Serikat Pekerja Pertamina yang mengira program pembuatan SIM di ekspo FSPBB 2009 ada kemudahan, ternyata malah alami kerugian.

Ymn (31) salah satu Sekurity Pertamina mengaku kecewa terhadap even Pembuatan SIM masal di acara expo yang digelar FSPBB Forum Serikat Pekerja Bersatu Balongan). Kekecewaan dirasakannya karena merasa dikibuli dengan program pembuatan sim masal yang dilaksanakan 8-9 Mei lalu di Komplek Perumahan Bumi Patra Indramayu. ”Informasinya kan ada pembuatan SIM Kolektif yang murah, langsung jadi dan mudah di acara ulang tahun Serikat Pekerja, eh ternyata saat saya tertarik danb keluar uang Rp 20.000,- untuk daftar kesehatan, saya malah dinyatakan tidak lulus, kan ya jadinya rugi. Lalu apa bedanya bikim SIM di Polres dengan sistim Kolektif seperti ini!” Ujar YMN.

Kekecewaan juga dirasakan oleh dua ibu-ibu yang hadir disaat pengumuman. Sebut saja Ibu Sun yang memperoleh Informasi dari Suami temannya yang bekerja di Pertamina diajak oleh Ibu Sri. Pada Wartawan Sun mengaku kecewa karena sebelumnya ia sudah pernah gagal memperoleh SIM saat bulan lalu mendaftar di Polres. “Kini sudah capek-capek daftar, kirain sih ada prioritas karena saudara saya kan bekerja di Pertaminam eh nyatanya tetap saja gagal. Sudah biayanya mahal, tak hasil pula,” keluh Sun.

Lain lagi dengan Sri, ia menuturkan bahwa secara biaya melalui Kolektif FSPBB ini lebih mahal, yang beda Cuma suasananya saja. Dan disini kita diberi makanan ringan. Tapi karena ada acara expo ya dompet saya pun keluar uang banyak soalnya blanja makanan dan minuman di pameran, yah sudah gagal karena saya tidak lulus praktek mengendarai, saya juga tidak mungkin punya waktu untuk mengulang di Polres, karena akan makan waktu lagi,” ucap Sri.

Dari pihak Panitia Kegiatan Nana S (38) diperoleh keterangan bahwa pihak panitia kegiatan tidak pernah menginformasikan pada kegiatan SIM masal ada kemudahan atau prioritas tertentu. “Proses pembuatan nya sama seperti di Polres. Kita tidak pernah mengumumkan adanya kemudahan. Memang awalnya hanya untuk warga Pertamina saja, tapi kemudian berkembang ada yang mendengar dari saudara atau kawan. Mungkin info dari mulut ke mulut itulah yang akhirnya menyebabkan miss comunikasi,” ujar Nana.

Lain lagi dengan Ir. Kudus selaku ketua dua Panitia penyelenggara Expo HUT ke 5, FSPBB Pertamina Balongan. Ia mengakui bahwa ada keuntungan yang diperoleh panitia dari biaya kesehatan 20 ribu rupiah. Adapun masyarakat merasa tertipu atau kecewa itu bukan kesalahannya. “ Awalnya kami hanya menyelenggarakan SIM kolektif ini untuk 200 anggota serikat pekerja saja, dan mereka bisa pakai fasilitas dokter RS Pertamina yang gratis.. Tapi berikutnya malah bertambah menjadi 600 orang lebih, ya akhirnya kita manfaatkan biaya pendaftaran kan kelebihannya untuk digunakan panitia guna memberi fasilitas makanan ringan, ” tegas Kudus.

Yang menjadi pertanyaan dari berbagai masyarakat, selain kecewa karena gagal dan tidak ada prioritas dalam pembuatan SIM di Bumi Patra tersebut, Para peserta pun banyak yang ngegerundel karena dalam pemeriksaan kesehatan peserta hanya diukur berat badan, tinggi badan dan tensi darah saja. Padahal untuk pemeriksaan dan pengukuran seperti itu melalui jasa tensi keliling Cuma 2-3 ribu rupiah saja.

“Artinya dengan kertas selembar bertandatangan dokter Siti Arum, di Klining Siti Julaiha yang beralamat Jl. Ir.H. Juanda Singajaya, nilainya Rp 20.000,- menjadi tak berlaku lagi saat kami gagal memperoleh Sim A. Kan gak mungkin kami lanjutkan ke pelayanan di Polres karena akan memakan waktu lagi. Ini kan jelas buang uang,” keluh YMN asembari meninggalkan lokasi Expo.***(Noors/Herman).

Komentar