SAMBUTAN KETUA TP PKK KAB.TEGAL DALAM ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 135 TINGKAT KABUPATEN TEGAL

                 
GUBERNUR GANJAR PRANOWO DAN ISTRINYA IBU ATIKOH GANJAR PRANOWO BERSAMA
IBU NURLELA ENTHUS SUSMONO
Ibu Siti Mastha (Wali Kota Tegal, dan Ibu Nurlela Enthus Susmono
 
SAMBUTAN KETUA TP PKK KAB.TEGAL
DALAM ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 135 TINGKAT KABUPATEN TEGAL
Slawi, Pendopo Ki Gede Sebayu 21 April 2014

Assallamuallaikum wr.wb.
Yang saya hormati Bapak Bupati dan Wakil Bupati Tegal, segenap Forkompinda beserta istri, jajaran Kepala Dinas/Instansi beserta istri, Muspika beserta istri, segenap Pengurus dan anggota TP. PKK kabupaten Tegal, serta Ketua TP. PKK Kecamatan se Kabupaten  Tegal. Wabil khusus pengurus Organisasi GOW dan organisasi Dharma Wanita sekabupaten Tegal, yang saya cintai.  Pertama tama mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua,....................

Hadirin yang saya hormati,
Hari ini merupakan hari yang memiliki makna penting khususnya bagi kaum wanita. Jika kita menyimak biografi Raden Ajeng Katini, kita patut salut akan perjuangannya untuk meraih hak-hak seorang wanita yang dulu tidak dapat mencicipi pendidikan. Tetapi di jaman sekarang seorang wanita boleh mendapatkan pendidikan sampai jenjang yang dia mampu. Pemikiran-pemikiran Kartini yang sedemikian berani, kritis, dan sistemik itu, terlihat dari berbagai surat-surat dan artikel yang sudah menyebar di majalah-majalah wanita Eropa di zaman kolonial Belanda. Khususnya pemikiran tentang gugatan emansipasi di zaman yang sudah mendunia kala itu. Bahwa konsepnya tentang kewanitaan sangat mengagetkan wanita-wanita di Eropa.
Penjajahan tidak hanya dipandang feodalisme dan kapitalis dunia, akan tetapi juga merupakan tindak diskriminasi terhadap kaum wanita di seluruh dunia. Bisa dikatakan — bagi kaum wanita— saat itu merupakan era penjajahan gender, bahkan untuk negara penjajah sendiri seperti Belanda dan Eropa lainnya, kaum wanita merasa terjajah oleh sistem negerinya sendiri. Dan Kartini ibarat matahari yang menggugah pemikiran wanita-wanita Eropa, untuk bangkit menjadi kaum yang mandiri, yang tidak hanya takluk pada kaum pria melalui sistem yang melingkupi budaya kewanitaan. Oleh karena itu untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini, setiap tanggal 21 April, kita  peringati sebagai Hari Kartini. Kita sebagai generasi penerusnya harus mampu mencotoh Perjuangan Raden Ajeng Kartini yang dengan gigihnya, memperjuangkan haknya sebagai kaum wanita dengan  pantang menyerah.

Saudara-saudara yang saya cintai,
Sejarah diperingatinya Hari Kartini setiap tanggal 21 April, telah  ditetapkan oleh Presiden Soekarno dengan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108, Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1964. Dimana Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, sekaligus menetapkan hari lahirnya yaitu tanggal 21 April untuk kita peringati setiap tahunnya, sebagai hari besar yang kemudian kita kenal sebagai Hari Kartini. Sesuai dengan  tema peringatan Hari Kartini ke 135 tahun ini  yaitu “ Dengan Semangat Kartini Kita Aktualisasikan Gerakan Cinta Desa, Guna Mendukung Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Menunjang Pemberdayaan Ekonomi Rumah Tangga”
Hadirin yang Saya hormati,
Karena lebih dari seabad yang lalu, Raden Ajeng Kartini telah meninggalkan kita, sebab mengalami komplikasi disaat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Penyebabnya adalah akibat preeklamsia, yang hingga kini masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan. Pahlawan nasional asal Jepara tersebut meninggal pada tanggal 17 September 1904, di usia yang masih sangat muda yaitu 25 tahun. Yang sangat disayangkan teknologi saat itu masih sangat terbatas. Sehingga Raden Ajeng Kartini tidak bisa bertahan menghadapi komplikasi yang ia alami saat melahirkan. Sungguh ironis jika dibandingkan dengan kondisi zaman sekarang. Ketika teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tampaknya masih terhitung cukup tinggi.

Hadirin yang saya cintai,
Seperti kita ketahui bersama bahwa derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh kondisi hidup dan sehatnya seorang ibu. Kesehatan Ibu Hamil, Ibu menyusui dan ibu Nifas merupakan masa yang sangat penting untuk menentukan mutu kesehatan Ibu dan anak selanjutnya. Masa-masa tersebut merupakan masa rentan bagi para ibu karena dapat mempengaruhi tumbuh berkembangnya anak. Ketika seorang anak terlahir ke dunia, apakah anak tersebut akan menjadi anak yang sehat, atau anak yang rentan terhadap penyakit sangat ditentukan oleh kesehatan ibu pada masa-masa masa kehamilan dan berlanjut pada saat menyusui. Sehat mulai dari janin dalam kandungan, anak balita, remaja, dewasa dan usia lanjut juga perlu diupayakan dan diperjuangkan. Hal ini karena banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai keadaan sehat. Pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya  memang tidak mungkin dicapai hanya  oleh sektor kesehatan saja.Karena  kesehatan bersifat multidimensi, multidisiplin, serta multisektor. Dengan kata lain, pembangunan kesehatan memerlukan dukungan berbagai sektor, termasuk PKK.

Hadirin yang saya cintai,
Kegiatan Gerakan PKK terutama POKJA IV yang membidangi kesehatan, senantiasa menekankan prinsip pemberdayaan dan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan keluarga. Karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menyediakan kebutuhan seluruh anggotanya, seperti pendidikan dan budi pekerti, kasih sayang, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Artinya keluarga merupakan fundamental bagi pembangunan manusia, sekaligus barometer kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dari ke-10 Program Pokok PKK ini dapat tergambar bagaimana peran para pengurus dan kader PKK dalam berbagai upaya pemberdayaan keluarga yang dilaksanakan secara praktis dan dapat langsung dirasakan oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya dengan cara bersinergi dengan kegiatan, program dan kebijakan pemerintah daerah maupun pusat.




Hadirin yang saya hormati,
Perekonomian suatu keluarga saat ini tak hanya bertumpu pada penghasilan suami saja yang memiliki kedudukan sebagai kepala keluarga. Namun perempuan juga memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga. Kaum wanita masa kini tak lagi identik dengan sektor domestik (artinya hanya berperan sebagai istri dan seorang ibu di rumah), tetapi telah berperan di sektor publik, dengan memiliki profesi di berbagai bidang yang dapat menunjang perekonomian keluarga. Perjuangan Raden Ajeng Kartini telah membawa dampak yang sangat luar biasa. Saat ini, melihat kaum wanita berada di posisi kepemimpinan bukanlah hal yang tabu lagi, namun adat ketimuran bangsa, harus tetap kita junjung tinggi. Oleh karena itu kita sebagai kaum wanita hendaknya tidak melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu. Meskipun kita sebagai wanita karier yang berkarya dan berprofesi di bidang apapun. Tugas utama sebagai pendamping suami dan ibu dari anak-anak, merupakan tugas yang jauh lebih berat jika dibandingkan dengan profesi apapun. Karena dimulai dari keluarga itu kelak akan lahir generasi-generasi penerus harapan bangsa.

Hadirin yang saya cintai,
Untuk itu melalui peringatan hari kartini ini saya harapakan tidak hanya sekedar beramai-ramai mengenakan busana nasional dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara seperti lomba keluwesan  berbusana dan lain–lain, tapi lebih tertuju pada sesuatu yang bersifat perjuangan. Utamanya yang lebih berguna bagi kita sendiri, keluarga, orang lain, bahkan untuk Negara ini.  Marilah di Hari Kartini ini, kita peringati dalam bentuk  penghormatan atas wujud perjuangan kaum wanita, simbol persamaan gender, dan emansipasi wanita. Karena hingga saat ini tidak sedikit kaum wanita yang berhasil mencitrakan diri sebagai sosok wanita yang diharapkan oleh Kartini, yaitu wanita yang cerdas, berprestasi, berdedikasi bagi keluarganya dan masyarakat, serta menjadi inspirasi bagi kaum wanita lainnya.

Hadirin yang saya hormati,
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi saat ini, menyebabkan arus informasi yang dapat kita akses nyaris tanpa filter. Hal ini menuntut peran serta kaum ibu, sebagai orang tua dari anak-anak kita, untuk senantiasa terus menjaga, membimbing dan mengarahkan putra-putri kita agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Para ibu saat ini harus mampu berjuang memberi pola asuh yang baik terhadap anak, memberi pondasi nilai agama yang kuat dengan diimbangi nilai sosial, maka akan mampu menjadi benteng yang kuat bagi anak-anak kita, agar mereka mampu memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk. Dengan demikian pengaruh negatif apapun dapat diantisipasi dan direduksi secara dini. Sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta mampu meraih cita-citanya. Bila tugas mulia ini bisa kita jalankan dengan baik Insya Allah akan lahir Kartini-katini berikutnya sehingga Indonesia akan menjadi negara yang raya, kuat dan berbudaya.



Hadirin yang saya cintai,
Pada kesempatan ini saya mengajak kepada Kartini-katini di masa kini, untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendamping suami, sebagai ibu dari anak-anaknya yang tercinta, dan sebagai wanita karier di bidang dan profesinya masing-masing. Dengan semangat kartini itu, mari Kita jalin persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membedakan agama, suku dan ras, karena perbedaan itu justru akan memberi warna  dalam kehidupan yang kita jalani. Setidaknya, momentum ini bisa membuat rasa nasionalisme dan religius kita terus tumbuh. Untuk menyegarkan semangat kita, untuk meningkatkan kualitas Sumber daya manusia dalam membangun bangsa kita yang tercinta ini. Saya ucapkan Selamat hari Kartini ke 135, semoga dengan semangat Kartini kita dapat mengaktualisasikan gerakan Cinta Desa Guna Mendukung Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Menunjang Pemeberdayaan Ekonomi Keluarga di Masyarakat Kabupaten Tegal.
Wallohul Muwafiq illa Aqwamithoriq
Wassallamu’allaikum, Wr. Wb.

KETUA TIM PENGGERAK PKK
KABUPATEN TEGAL


NY.NURLAELA ENTHUS SUSMONO



Komentar