Perempuan Indramayu kembali diuji untuk memperjuangkan kelembagaan
dalam upaya memajukan potensi daerah. Kredibilitas perempuan ini tidak
hanya menyoal perihal emansipasi, namun lebih kepersoalan lahirnya
kepercayaan alamiah yang dibangun dari berbagai lini. Kenyataan ini
sudah barangtentu memberi penanda pada peningkatan peran perempuan di
dalam pembangunan. Itu pulalah yang
kemudian dipahami oleh organisasi PEPADI (Persatuan Pedalangan
Indonesia) Indramayu, pada bulan Juli yang lalu di Aula PGRI Lohbener,
sehingga dalam musda-nya berhasil memilih Wangi Indria sebagai ketua dan
Dalang Aruna sebagai wakilnya.
Dua bulan kemudian tepatnya
tanggal 31 Agustus 2013. Bertepatan dengan nuansa halal bil halal dan
kemerdekaan Republik Indonesia, dilaksanakan Pelantikan Pengurus PEPADI
Kabupaten Indramayu Periode 2013-1018. Pelantikan pengurus tersebut
jatuh pada Hari Sabtu siang Pukul 10.00 WIBB di Sanggar Mulya Bhakti
Desa Tambi Kecamatan Sliyeg. Menariknya acara tersebut dibuka dengan
tembang para sinden dan tari topeng dari anak-anak binaan Sanggar Mulya
Bhakti binaan Nyi Eti Suparma.
Dalam kesempatan yang samaUsai
penetapan kepengurusan PEPADI Indramayu, Dalang Nyi Wangi Indriya
menuturkan bahwa jabatan yang dipercayakannya sebagai amanah. Ia
bertekad ingin membuat berbagai gebragan di organisasi PEPADI yang akan
dipimpinnya. Utamanya di masa kepengurusannya anggota PEPADI Indramayu
yang terdiri dari para dalang wayang kulit, dalang wayang cepak,
pesinden, pengrawit/nayaga dan pengrajin wayang di Indramayu bisa hidup
lebih sejahtera.
Ditengah kepengurusan baru yang dilantik, hadir
Mama Dalang Ta’am, selaku sesepuh dan dewan penasehat. Ki Ahmadi, Ki
Warsad, dan dalang-dalang muda sekabupaten Indramayu, serta para sinden;
Nyi Dunyawati,dan Nyi Sidem,dan lainnya. Hadir pula ketua PEPADI
Cirebon; Dalang Purwadi.
Kepengurusan PEPADI Indramayu pun dilantik
secara resmi oleh Ketua PEPADI Jawa Barat Bapak Tjatja Kuswara dan
sekretaris pepadi Jabar H. Iyus Supriatna. Hadir mewakili Bupati
Indramayu, Kepala Dinas PORABUDPAR Drs. Umar Budi Karyadi, Drs. Budi
Camat Sliyeg, segenap jajaran seniman dan budayawan Indramayu, Ketua
Dewan Kesenian Indramayu diwakili Iing Sayuti Ketua Komite Seni Tari,
Lembaga Seni Tradisi Indramayu (LASTI) diketuai Bapak Sihabudin Lebe.
Mantan Ketua DKI Supali Kasim (sejarawan), Yohanto A. Nugraha (penyair),
Drs. Syayidin (Pelukis Nasional). Nurochman Sudibyo YS (Budayawan dan
Dalang Kiseran Indonesia), Uca M. Sarna (Cerpenis dan teaterawan), Joni
Kajora (Art Direktor Film Nasional), Mama Kumis S. (Maestro Tembang
Dermayu).
Dari sekian banyak undangan yang hadir saat itu
memprediksi terpilihnya Wangi Indriya dalam memipin Jagat Pakeliran dan
masyarakat Pedalangan Indramayu akan bertambah maju serta sejahtera. Hal
ini dikarenakan Wangi bukan saja seorang Wanita yang ahli memainkan
wayang dan bercerita. Namun juga seorang artis teater, film, ahli tari
tradisi, seniwati tari kontemporer dan memiliki kemampuan multi talenta
di berbagai bidang kesenian. Kemampuannya berhasil membawa prestasinya
berkeliling Indonesia bahkan berbagai kota di Dunia.
Dengan kemampuan Wangi membangun jaringan komunikasi dunia seni di berbagai bidang, bahkan hubungan baiknya dengan pemerintah daerah dan pusat, menyimpan harapan besar untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pedalangan yang terdiri dari Dalang Wayang Kulit, Dalang wayang Golek, Persatuan Pesinden, para Nayaga serta seniman pembuat wayang kulit dan kedok yang ada di Kabupaten Indramayu.
Harapan ini tentu saja guna menjawab kelemahan Kepengurusan PEPADI Indramayu dan Cirebon di masa lalu, perihal kelemahan dalam soal KOMUNIKASI. Sehingga berdampak pada Kesenian Wayang Kulit dan Wayang Cepak yang adiluhung dan terjaga itu, kemudian tidak dilirik sebelah mata sebagai potensi yang besar di provinsi JAWA BARAT. Hal ini dibuktikan ketika ada Binajokrama tingkat Jabar dan Nasional tahun 2012 lalu. Peserta Dalang muda dari unsur Wayang Kulit Dan wayang Cepak Indramayu- Cirebon tidak diikutsertakan di even tersebut. Untung saja yang jadi pemenang adalah peserta dari Jawa Barat dari unsur Wayang Golek Suda yaitu; Apep Hudaya, Putra Pertama Dalang Kondang Wayang golek Sunda Asep Sunandar Sunarya.
Ihwal Kelahiran PEPADI Indramayu.
Keberadaan PEPADI Indramayu diprakarsai dan dilahirkan di era
kepemimpinan Dewan Kesenian Indramayu periode 2004-2006, masa
kepemimipnan Yohanto A. Nugraha bersama tiem pelaksana kegiatan
pembentukan PEPADI Indramayu; Fuzail Ayad Syabana, selaku Ketua
pelaksana pembentukan dan Perhelatan “Pentas Wayang 7 hari 7 malam”
(menampilkan dalang-dalang terbaik Indramayu hasil binajokrama
pedalangan), berlanjut arak-arakan budaya, dan puncaknya digelar
kolaborasi salah satu Dalang Terbaik Nasional Ki Entus Susmono dari
Tegal, berkolaborasi dengan salah satu dalang terbaik Indramayu H. Anom
Rusdi di alun-alun Pendopo Indramayu dihadiri Dr. H. Irianto MS
Syafiuddin (Bupati Indramayu).
Kegiatan akbar lahirnya PEPADI tersebut juga tidak melupakan jasa wakil Ketua Drs. Syayidin sebagai coordinator Lapangan dan Koordinator Binajokrama (selaku wakil ketua 3). Sementara itu alm. Ade Raharjo berperan sebagai sekretaris Kegiatan bersama Alm. Eka Santoso (Kang Bared) dan Yodi Cinde, dari Komite Seni Tradisi bersama jajaran kepengurusan Dewan Kesenian Indramayu.
Dalam perhelatan akbar tersebut, Musda PEPADI pertama menghasilkan keputusan Dalang H. Anom Rusdi terpilih sebagai ketua umum periode 2004-2009. Kegiatan ini menjadi kebanggan masyarakat dan pemerintah Indramayu pada saat kepemimpinan Bupati Indramayu H. Irianto MS Syafiuddin yang sangat peduli terhadap perkembangan seni budaya daerah.***
Komentar