Dongeng ANAK KENCUR oleh Paman Noors.

Teman-teman....Cerita ini bermula ada dua orang sahabat bertemu di depan sebuah halaman sekolah. Mereka adalah Farhan dan Maemunah. Keduanya tengah berdiskusi sebelum belajar kelompok dimulai. Pembicaraan dimulai oleh ;
Farhan: ”Mun….Tanaman Kencur manfaatnya sangat banyak yah?”.
Maeunah kemudian menjawab: “Betul Han, kencur tidak hanya dikenal sebagai bumbu dapur dan lalapan. Kencur dikenal juga sebagai tanaman obat keluarga.
Farhan berkata lagi: ” Manfaat kencur yang paling potensial, untuk sih Mun?”.
Maemunah pun menjawab: “Yang paling potensial tanaman kencur bisa menjadi bahan baku industri jamu tradisional. Kamu tau Farhan, di dalam rokok kretek juga ada kandungan tanaman kencur?”

Farhan pun menjawab: “Oh itu mun, yang aku tau sih, pada rokok kretek, kencur dimanfaatkan sebagai komponen saus tembakau. Berbeda lagi dengan Kencur yang dimanfaatkan untuk makanan dan minuman penyegar yang diramu secara langsung”.

Teman-teman perbincangan Farhan dan Maemunah memancing kepenasaranku untuk mengetahui lebih banyak tentang tanaman kencur. Untuk itu saya mengundang teman-tean yang akan berdiskusi kelompok berkumpul dirumahku saja. Selain karena ibu baru saja selesai membuat kueh serba serbi singkong, Bapak-ibuku ini petani yang brpengalaman menanam kencur.

Kawan-kawan: “Perlu kalian ketahui bahwa budidaya tanaman kencur di pedesaan umumnya bersifat usaha sampingan. Tidak mengherankan, jika kuantitas dan kualitasnya sangat berfariasi. Produksi kencur pada umumnya masih rendah, yakni kurang lebih 1,2 ton per hektar. Padahal jika diteliti dan dibudidayakan secara intensif bias mencapai 8-10 ton per hektar”.
Teman-teman Karena sudah kumpul semua, mari kita mulai diskusi tentang budidaya tanaman kencur ini: “Obrolan soal kencur, menjadi topik penting saat itu. Kemarin, ayah dan ibuku sempat juga berbincang serius dan aku memperhatikannya dengan baik. Begini kisahya:

Ibuku saat itu bertanya pada bapak: “Pak, tanaman kencur itu kan sudah lama dikenal di Indonesia. Kita-kira tanaman tersebut berasal dari mana yah asalnya?” sembari menunjukkan beberapa rimpang kencur yang baru dipenennya”.

Bapakku menjawab: “ Bu, tanaman kencur diperkirakan berasal dari Asia Tropika. Adapun asal usul Kencur konon dari kawasan Indo-Malaysia. Tetapi ada juga beberapa orang yang memastikan asal tanaman kencur itu dari India ”.

Saat itu juga aku ikut nimbrung: “Benar bu, Sampai saat ini daerah penyebaran kencur telah meluas ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Dalam perkembangan selanjutya tanaman keluarga Zingiberaceae meliputi 47 generasi dan 1.400 spesies, semua tersebar luas di daerah tropika dan sub tropika. Di antara sejumlah generasi dan spesies tersebut, terdapat 13-17 jenis yang dipakai sebagai obat tradisional. Kencur memang salah satu tanaman yang banyak dipakai untuk obat tradisional.” Jelas ku sembari menunjukkan buku perpustakaan sekolah ‘Budaidaya tanaman kencur’.

Selanjutnya Ibu bertanya padaku: “Mia, kapankah kencur masuk ke Indonesia?

Aku langsung menjawab: “Memang tidak diketemukan keterangan yang pasti kapan pertama kali tanaman kencur datang ke Indonesia. Akan tetapi penyebarannya telah meluas ke berbagai daerah. Saat ini pusat tanaman kencur masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Utamanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu daerah sentra kencur terbesar saat ini terdapat di Boyolali Jawa Tengah. Tercatat di tahun 1992 terdapat penanaman kencur seluas 703 hekar dengan produksi 1.301 ton di Boyolali.

Saat itu bapakku ikut menambahkan: “Fungsi dan guna tanaman kencur memang sangat luas Bu. Hal ini yang menjadikan tanaman kencur sangat potensial dikembangakan dan dilestarikan pembudidayaannya,”.

Kalian pun tahu kan teman-teman: “Selama ini budi daya tanaman kencur masih terbatas sebagai usaha sampingan di lahan pekarangan dan kebun-kebun tanpa didukung oleh tehnik budidaya yang intensif.”

Baik aku lanjutkan dulu kisahnya yah….aku kaget “Eh…ibu…?”
Sembari membawa nampan berisi tiga gelas teh manis dan sepiring singkong, ibu pun bicara: “Ayoh jangan bengong saja. Sembari dimakan yah . Nih ibu menambahkan untuk kalian ingat baik-baik. Tanaman kencur itu nak, memang mempunyai manfaat tradisioal dan sangat dibutuhkan di masyarakat. Rimpangnya saja dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional”.

“Betul Bu, Sebagai tanaman obat, kencur memberikan manfaat sangat banyak terutama rimpangnya. Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung , rasa mual masuk angin, pegal-pegal, pengompresan bengkak, tetanus dan penambah rasa nafsu makan. Kencur bisa juga dimanfaatkan untuk minuman segar” Dari sudut beranda rumah Bapakku menambahkan.

Teman-teman, diskusi dan perbincangan santai ini semakin lengkap. Aku mau menambahkan “Oh ya, Bu, Pak, Beras kencur merupakan obat tradisional yang telah dikenal umum untuk obat gosok, biasanya untuk badan bengkak dan encok. Pengembangan manfat ganda tanaman kencur sebagai bahan baku obat-obatan, kosmetika, makanan, dan minuman perlu mendapat perhatian yang serius, karena diduga permintaan akan kencur akan semakin meningkat”.

Dari situ kawan-kawan dapat menyimpulkan bahwa: “Berkembangan industri obat dan kosmetik tradisional pun memberi petunjuk --arah pasar, bahwa kencur dibutuhkan untuk bahan bakunya. Kenyataan yang ada sekarang, produksi obat tradisional maupun kosmetik dalam negeri belum dapat terpenuhi bahan bakunya secara memuaskan, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan yang muncul saat ini kekhawatiran semakin berkurangnya tanaman kencur”.

Farhan langsug berpendapat: “Dalam upaya melastarikan sumberdaya tanaman kencur sekaligus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya, perlu dikembangkan perbaikan tehnik budidaya yang tepat guna dan berhasil guna”.

Asih pun menimpali: “Betul Farhan, Salah satu terobosan yang dapat ditempuh, yaitu dengan cara menyebarluaskan hasil -hasil penelitian di tingkat petani”.

Maemunah kemudian menambahkan, ia berkata: “Pola pengembangan budidaya kencur, antara lain dilakukan dengan swadaya murni, baik secara monokultur maupun tumpangsari. Pola swadaya murni diarahkan untuk memenuhi produksi yang sifatnya mendesak. Sedangkan pola tumpangsari untuk tujuan peluang pasar yang agak lambat”.

Aku pun tak kalah ikut berpendapat di hadapan kawan-kawan-Ku :“Kita ketahui beberapa kerabat tanaman kencur diantaranya; temu kunci dan kunci pepet. Di Indonesia kencur dikenal dengan berbagai nama daerah. Di Sunda disebut Cikur, di Jawa kencur, di Madura Kencor, di Bali Cekuk, di Minangkabau Cakue, di Lampung Cekur, di daerah Taro kaciwer, di Aceh Ceuko dan di Ternate serta di Tidore disebut bataka.

Berikutnya Farhan berkata: “Berdasar pengamatanku ada dua tipe daun pada jenis tamaman kencur. Yaitu kencur berdaun lebar, dan kencur yang berdaun sempit. Tanaman kencur pun dapat tumbuh di lingkungan yang cukup tinggi,”.

Asih ikut menambahkan: “Tanaman kencur ini, mempunyai daya produksi tinggi di daerah yang memiliki iklim meliputi curah hujan tinggi dan rendah. Tanaman kencur pun tumbuh baik di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari penuh. Tetapi tanaman ini memerlukan naungan ringan untuk pertumbuhan yang optimal”.

Dari sudut kiri meja rumahku, Maemunah menambahkan berdasarkan pengalamanya: “Sepengetahuanku, Kencur dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi untuk mendapatkan produksi yang tinggi memerlukan persyaratan tanah secara khusus. Tanah yang paling baik adalah yang bertekstur lempung berpasir”.

Serentak Aku menimpali: “Tentu saja dengan strukturnya yang lemah dan tata air serta udara tanahnya seimbang. Disamping itu kesuburan tanahnya harus diperkaya dengan bahan organik. Antara lain dengan pemberian pupuk kandang dan kompos. Di tanah yang kurang subur, apalagi becek, tanaman kencur kurang baik. Karena akan sedikit beranak serta rimpang-rimpangnya mudah membusuk”.

Ketika sedang asik berdiskusi, bapakku datang diantara kami dan ikut menjelaskan: “Anak-anak, tanaman kencur itu bisa diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan memotong beberapa bagian rimpang-rimpanganya. Rimpang yang akan dipergunakan sebagai bibit, harus memenuhi persyaratan. Diantaranya; berasal dari induk yang cukup tua, pertumbuhannya pun harus tampak sehat. Tidak ada gejala busuk atau mengandung cendawan. Masa penyimpanan potongan rimpang selama 1-2 minggu dan rimpang itu siap ditanam apabila sudah bertunas”.

Sembari membawa makanan dan minuman, Ibu pun ikut nimbrung: “Ingat anak-anak, untuk lahan kebun 1 hektar diperlukan bibit kencur 1-2 ton. Pada prinsipnya semua rimpang yang baru dipanen dari rumpun induknya dapat segera ditanam kembali”.

Bapak pun kemudian menambahkan: ”Cara mengusahakan bibit kencur yang baik melalui tahapan penunasan. Diantaranya; Rimpang ditimbun terlebih dulu di tempat teduh dan lembab. Kemudian disimpan dalam keranjang. Rimpang pun bisa juga disimpan di rak-rak bambu”.

Lalu Ibuku menjelaskan kembali pengalamannya menanam kencur: ”Anak-anak untuk menanam kencur, Sebaiknya lahan untuk kebun kencur dipilih yang cukup strategis, mudah dalam pegairan dan tempatnya terbuka. Cara penanaman bibit kencur yang baik adalah meletakkan bibit satu persatu pada lubang tanam dengan posisi tunas menghadap ke atas. Adapun tanaman kencur dapat dipelihara denga cara; penyiraman, peyiangan, pemupukan, pembubunan dan perlindungan tanaman”.

Asih yang beberapa saat tadi mencatat, ikut bicara: “ Dalam buku mengenal tanaman kencur ini disebutkan bahwa tanaman kencur bisa di panen apabila telah berumur cukup tua. Ciri-cirinya apabila daunnya sudah tampak layu, berwarna kuning, mengering dan berguguran. Adapun rimpangnya telah berwarna coklat, mengkilap serta daunnya keras dan liat”.

Tiba-tiba Farhan bertaya: “Bagaimanakah jadinya bila tanaman kencur tidak sempat dipanen, padahal sudah cukup tua?”

Bapakku sembari menikmati teh, menambahkan: “Benar anak-anak, Pada keadaan tertentu tanaman kencur boleh saja tidak jadi dipanen, misalnya karena harga pasar sedang turun, maka pemanenan dapat ditunda pada musim berikutnya. Untuk menjaga agar tanaman tetap utuh, maka semua rumpun kencur dibunbun dengan tanah kembali. Bila perlu diberikan pemupukan tambahan”.

Kali ini ibu menambahkan lagi: “Ketahuilah anak-anak; pemanenan tanaman kencur relatif sangat mudah. Caranya dengan beberapa tahapan; Pertama-tama lahan kebun disiram, lalu rumpun tanaman dibongkar dengan alat bantu cangkul, kemudian kencur dikumpulkan. Selanjutnya diadakan pemisahan antara rimpang dan batangnya”.

Serentak teman-temanku bertanya pada bapakku; “Bagaimanakah cara mengawetkan hasil panen kencur?”

Bapak pun dengan tenang menjawab: “Pengawetan hasil panen kencur ditujukan agar dapat memperpanjang daya simpan. Agar terbebas dari pencemaran. Pengawetan hasil rimpang kencur dapat diarahkan menjadi dua produk; yaitu rimpang basah dan kering. Pengawetan rimpang basah dimaksudkan untuk memperpanjang usia simpan dalam keadaan segar. Sedangkan pengawetan rimpang kencur kering, biasanya dalam bentuk irisan-irisan tipis dan kering.

Demikian kisah bagimana melakukan Budidaya Tanaman Kencur. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa pesanku; manfaatkan lahan kosong dilingkungan rumah kita untuk menanam tanaman yang bermanfaat dan bias menambah pendapatan keluarga. Salam sejahtera selalu.***


Disari dari berbagai sumber

Komentar