Langsung ke konten utama
Makna Filosofi pada Batik Trusmi (Cirebon) Oleh : Ki Tapa Kelana alias Nurochman Sudibyo YS.
1. Motif Mega Mendung.
Meski motif ini terinspirasi ragam hias dari negeri cina seperti pada
ragam hias yang tercantum di Guci, Piring, Mangkuk, teko dan
lukisan-lukisan asal Negeri Cina yang icenderung mengungkap obyek mega,
naga, burug phunik dan burung hong juga teratai dan bunga Lotus-nya,
oleh masyarakat pembatik Cirebon ragam hias ini telah melahirkan ratusan
bahkan mungkin juga ribuan stilasi yang diungkap pada benda hias,
lukisan kaca dan seni batik tulis. Mega mendung memiliki kedalaman makna
yang sangat dalam. Bati “mega mendung” konon dicipta manakala para
petani cirebon dan masyarakat nelayan di daerah pesisir mengalami
kekeringan yang panjang. Harapan datanng kesuburan bumi dan munculnya
sumber air yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan vital mereka
digambarkan dengan doa hadirnya “Mega Mendung”. Tak pelak motif batik
ini diyakini membawa kesuburan dan
kemakmuran. Itulah mengapa motif ini begitu disukai banyak orang di
negeri ini bahkan sampai ke mancanegara. Dari tahun-ketahun motif ini
tak semata menggambarkan visual mendung, namun juga dibarengi dengan
gradasi warna. Permainan warna dalam lapisan mendung itulah yang menjadi
keunikan dan kemegahan batik ini. Kini selain Mega Mendung ditambah
pula Wadasan= paso wadah air dari bahan tembikar. Gabungan megamendung
dan wadasan pun menjadi motif yang agung. Bagaimana tidak. Mega mendung
sebagai wujud hidayah dari Allah dan Wadasan adalah bentuk tibal balik
manusia yang selalu taqwa dan berzikir pada Nya (-lihat wong sholat
sebelum masuk masjid/ tajuk menuju wadasan dulu= nilai-nilai keimanan) .
Siapapun orangnya yang menggunakan batik cerbon bermotif keutamaan ini
bukan Cuma jadi ciri nya wong cerbon, namun telah menjadi ciri nya orang
yang religius. Dan jangan heran jika di mana-mana di belahan dunia ini
banyak orang menyukai batik Cirebon Mega Mendung dan Wadasan.***
Komentar