Dampak Money politik pada PILWU terhadap kemajuan pembangunan masyarakat pedesaan

Dampak Money politik pada PILWU terhadap kemajuan pembangunan masyarakat pedesaan
Oleh : DRS. H. JAJANG S. MUROD

Profesionalisme sebuah kepemimpinan, adalah persoalan yang penting dalam sebuah tatanan kehidupan berorganisasi, phenomena yang paling terasa adalah profesionalisme kepemimpinan seorang kepala desa atau yang sering disebut kuwu di wilayah Indramayu. Untuk menentukan criteria seorang Kuwu yang memiliki kemampuan professional sebagai seorang pemimpin masyarakat, tentu saja bukan persoalan mudah. Hal tersebut, sudah barang tentu terkait dengan proses awal yang cukup panjang dan berliku, Bermula dari saat pencalonan, proses pemilihan dan lain- lain yang tentu saja banyak mempengaruhi terciptanya sebuah perilaku kepemimpinan pemerintahan Desa yang selanjutnya di sebut KUWU.


Money Politik, Pembodohan Politik dan keterbatasan pemikiran masyarakat dalam menentukan pemimpinnya. Adalah sudah menjadi rahasia umum, bahwa hamper disetiap desa khususnya di Kabupaten Indramayu, umumnya di hampir seluruh wilayah Indonesia, setiap terjadi pesta demokrasi pemilihan Kuwu / Kepala desa, betapa hingar bingar, penuh intrik politik, hamper gak ada bedanya
dengan pemilihan bupati, gubernur dan bahkan presiden! Antusiasisme masyarakat
begitu bersemangat penuh sukacita. Persoalan menjadi sangat memprihatinkan, ketika kita menyaksikan proses politik pemilihan kuwu sudah sering di jadikan sebagai arena money politik, yang pada gilirannya telah mendidik masyarakat menjadi semakin bodoh dan tertinggal dan bahkan gelap mata.

Akibatnya masyarakat tiada berdaya ketika dia harus menentukan pilihan hanya kepada calon yang lebih besar memberikan ‘uang’ untuk membeli suaranya. Tak Jarang seorang calon kepala desa sampai harus mengeluarkan koceknya , sampai ratusan juta bahkan ada yang milyar, dengan cara menjual sawah, dan apa saja untuk membeli jabatan atau kursi Kepala Desa. Dan tentu saja ujungnya adalah dalam rangka investasi yang gak jelas. Mending kalau jadi ! Kalau tidak? Ya habislah investasi tersebut, maka hilang
lah beberapa bau (1 bau = ½ Ha) atau bahkan hektar sawah nya! Dan kalaupun si calon kuwu menang
dalam pertarungan memperebutkan kursi Kuwu , tentunya ini juga adalah sebuah musibah politik anak bangsa yang berakibat panjang terhadap kemajuan pembangunan masyarakat yang di pimpinnya.
Sebab penulis yakin se yakin-yakin nya, bahwa dibalik minat melakukan investasi (baca : money politik) yang dia lakukan dengan berbagai cara, tentu saja begitu dia menduduki kursi jabatan itu, yang paling pertama kali dia pikirkan adalah, bagai mana dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, dia bisa mengembalikan lebih dari investasi yang pernah dikeluarkan…… dengan berbagai cara juga yang dia lakukan.
Hal ini persis terjadi di masyarakat kebanyakan, dan dari phenomena yang terjadi ini, telah menimbulkan perbagai persoalan menejerial pemerintahan di tingkat desa. Terlalu naïf dan banyak
korban, Sang pemimpin akhirnya menjadi beban masyarakat dan bahkan tidak sedikit yang dictator dan arogan , masyarakat pun menjadi semakin bodoh tentang arti demokrasi.. Mereka menjadi apriori dengan tatanan pembangunan masyarakat desa yang sebenarnya, ternina bobo oleh kondisi yang selama ini terus berlanjut…

Kesemua persoalan diatas, sebenarnya bermuara pada tanggung jawab para pemimpin yang ada diatas , dipundaknya bertengger tanggung jawab untuk memberikan pencerahan kehidupan politik yang ideal, yang sesuai dengan palsapah Negara maupun nilai nilai agama, yang secara lengkap terurai begitu gamblang dan jelas, yang selalu mengharamkan yang namanya money politik. Pencerahan harus terus diupayakan, Regulasi tentang tatacara PILWU harus lebih di jelaskan, kalau bangsa ini memang mau maju.

AKhirnya penulis berani menyimpulkan bahwa, selama proses pemilihan Kuwu, masih berlangsung dengan pelanggaran-pelanggaran aturan, diantaranya money politik, dan merusak tatanan demokrasi, serta keluar dari landasan agama, maka pada saat yang sama, kita tidak akan pernah mendapat kemajuan pembangunan yang maksimal di desa tersebut. Wallohu a’lam bissowab……

Penulis adalah Pengajar yang berdomisili : Desa Sanca Kecamatan Gantar Kab. Indramayu (intan_peraga@yahoo.co.id, FB : murod icc, Phone : 081947280007)

Komentar