Prestasi petani indramayu Hasil pompanisasi

"Sesaji bentuk rasaya syukur petani Indramayu yang berisi Tumpeng nasi kuning, bekaka ayam, Rujak, Sambel edan, Pisang setandan, Wedang putih, the pahit, the manis, kopi pahit, kopi manis, dan wedang jahe. Tak ketinggalan jajanan pasar dan rokok kretek.(foto: Nurochman S)


Indramayu—tropong.com
Hasil tanaman padi para petani di Kecamatan Sindang dan Pasekan Indramayu untuk masa panen rendengan (pasca musim penghujan-red) dapat dikatakan behasil gemilang. Bagaimana tidak, untuk luas sawah satu hektar saja kali ini bisa memperoleh hasil 8-9 ton. Ini merupakan prestasi tertinggi ketimbang panen tahun lalu ujar Kuwu Taswad yang beerhasil ditemui di kediamannya.

Selaku kepala Desa secara pribadi Kuwu Taswad tidak memiliki kepiawaian dan pengalaman bertani, meski ia akui orangtuanya adalah petani. “saya lebih tertarik berladang dan ternak bebek ketimbang menanam padi,” ujar Taswad.

Namun demikian sebagai KepalaDesa Panyindangan Kulon Kecamatan Sindang Indramayu Jawa Barat, dirinya berhak tahu potensi alam dan pertanian di desanya. Tak heran jika Taswad pun mengetahui kemajuan hasil pertanian yang dirasakan oleh masyarakatnya dikarenakan sistim kelompok yang dibentuk dua tahun lalu telah berhasil dengan baik.

“Kelompok tani di desa kami ini binaan Pak H. Nono Sudarsono Bos MG FM. Masyarakat kami bersyukur atas peran yang diberikan Pak H. Nono manakala mau mempelopori dan memperjuangkan kemajuan pertanian di desa Panyindangan dan sekitarnya. “Dengan memodali perbaikan saluran, membiayai pemompaan air di amsa sulit air, maka pertanian di desa kami menjadi lancar dan berhasil memanen padi dengan tanpa halanga. Kalaupun ada hama tikus dengan serempak digerakkan secara bersama dan semuanya dapat diatas I dengan baik,” ujar Taswad.

"Kuwu Taswad, Desa Panyindangan Kulon atau yang akrab disebut Kuwu Pecuk.(foto : Nurochman S)"


Nasib baik para petani di kecamatan Sindang memang tidak hanya karena kiprah pengelompokan oleh sponsor penggerak yang dilakukan H. Nono, tetapi ada juga yang masuk kelompok H. Nono Ciput yang juga sudah semenjak lama dirasakan oleh masyarakat Petani desa Panyindangan Wetan, Kenanga, dan Terusan. Adapun H, Nono Sudarsono merupakan penggagas kelompok baru untuk masyarakat Desa Panyindangan Kulon, Walantara Penganjang dan Babadan. Sayangnya dibalik kebahagiaan tersebut terdengar dari salah seorang petani yang konon mendengar H. nono Sudarsono hendak mundur dari penanggungjawab kelompok di panyindangan Kulon dan sekitarnya terkait ada salah seorang yang mengatasnakmakan LSM dan mengakui berkuasa atas ijin penyedotan air sungai Cimanuk dari Balas Bangkir. “Kabarnya Pak H. nono keberatan dengan permintaan salah seorang yang mengaku berkuasa di Balas Bangkir meminta uang sebesar Rp 15 juta per musim,” ujar Salah seorang Pamong desa yang kebetulan hadir di rumah Kuwu Taswad.

Meski begitu Kuwu Taswad tidak merasa yakin dengan isyue tersebut. Keberhasilan panen tahun ini menurut Taswad sudah merupakan bukti keberhasilan kelompok binaan. “sudah tentu masyarakat tani desa kami pun wajib bersyukur pada Allah SWT yangmemberikan rahmat dan hidayahnya baik berupa doa, sesaji dan syukuran mapag Sri yang telah dilaksanakan di balai desa kami, “ ujar Kuwu Taswad bersyukur.***(Rusiano Oktoral Firmansyah)

Komentar