Teropong Indramayu : Pertunjukan Wayang Gondrong Pukau Ribuan Penonton

Penyair dan Budayawan Nurochman Sudibyo.YS

Indramayu---Ribuan penonton terpukau menyaksikan Pagelaran Wayang Gondrong 23/1 lalu di Kawasan Pinggir Kali Cimanuk Pusat Jajan segala ana Kota Indramayu. Medium sastra & Budaya Indonesia yang dikomandoi Penyair dan Budayawan Nurochman Sudibyo YS pun mengakui sukses pagelaran sebagai kegiatan tahunan yang bertepatan dengan ULTAH diri dan lembaganya.

Malam minggu itu masyarakat kota Indramayu seperti disedot oleh sebuah kekuatan besar yang mengingatkan sebuah peristiwa budaya di masa lampau. Bagaimana tidak, tak cuma soal sejarah kesenian Indonesia yang diungkap oleh Nurochman, manun juga dipentaskan seni maca Guritan, Tari Topeng, Tarling Klasik, Wayang Cepak, Seni Ketuk, Saedah Saeni, Si Wudel Bodong, dan Tayuban Dermayon.

Kepada Sensor, Nurochman menjelaskan perihal tajuk yang dipilih dalam pagelaran bertema Seni Budaya Pesisir 2010. Ia menuturkan agenda bebuka tahun kali ini sengaja memilih beberapa unsur kesenian adiluhung khas etnis budaya masyarakat Indramayu yang hampir dilupakan dan rentan diklaim olah daerah lain. Wayang Gondrong dengan lakon Pring Pethuk Ngundang Sriti, merupakan pertunjukan multi pesan dengan judul yang bermakna mengajak kita masyarakat Indonesia memiliki mustika “Pring Pethuk “ daya magnit yang mengutamakan silaturahmi antara penguasa dengan rakyatnya terjalin jika penguasa memiliku daya tarik dari mustika yang disuplik dari mitologi masyarakat Jawa.

“ Saya gelar wayang gondrong, agar masyarakat mengetahui betapa wayang bisa menjadi sebuah pertunjukan yang multi efek, multi dimention, multi hiburan dan multi makna. Saya melakonkan beberapa potensi seperti topeng, Gunungan dan khususnya wayang cepak sebagai ikon pagelaran saya agar masyarakat Indonesia kembali melirik seni budaya adiluhung ini. Pasalnya wayang cepak itu bisa jadi media penuturan cerita yang kaya pesan dengan berbagai persoalan kekinian. Hal itu tak alan terjadi pada wayang kulit. Tokoh masyarakat miskin bisa kita gunakan Lamsijan, dan Buta atau raseksa sebagai simbol tokoh koruptor, sementara untuk tokoh baik dipilih golek Panji dan Dewi Setyawati.,|” jelas Nurochman yang kawentar disebut Dalang Ki Tapa Kelana.

Hadir di malam pagelaran tersebut Drs. Trisna Hendarin Kabid Budaya dan Pariwisata DISPORA BUDPAR Indramayu mewakili Bupati, yang malam itu memberikan komentar lewat sambutannya yang mendukung peran Medium Sastra dan Budaya Indonesia dalam upaya menghidupkan kembali kesenian daerah yang berpotensi untuk dapat dipasarkan secara nasional dan dunia.

Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Indramayu, Dr. Syayidin yang juga Pelukis terlaris, memberikan pesan dalan pidato kebudayaannya teris mendukung eksistensi Dalang Wayang Gondrong Nurochman Sudibyo yang dia yakini penampilannya layak untuk diagendakan secara berkeliling Indonesia dan Dunia.

“Saya yakin banyak kemajuan yang dilakukan oaleh seniman dan budayawan Nurochman Sudibyo. Ia dengan wayang Gondrongnya yang kaya makna dan kaya pesan, layak untuk diberikan dukungan untuk melakukan sosialisasi tentang keanekaragaman budaya Indramayu ke berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia,” Tegasnya.

Malam itu yang juga ikut berbagagia mensukseskan acara tersebut adalah kalangan seniman Indramayu, Komunitas Pemotret Indramayu (KOPI ) , Sanggar Seni Jaka Baru Gadingan, Sanggar Seni Topeng Pekandangan Mimie Rasinah, Sanggar Seni Mulyabakti, Mbak Wangi Indria, Komunitas Nayagas, Tarling Tengdung Kang Yoto, Abdul Basir Sutradara Sandiwara, Wergul W. Darkum, Asep R., Iing Sayuti, Tokoh Indramayu Pecinta Seni Budaya H. Uryanto Hadi dan Komunitas Asah Manah dari Tegal Mbak Diah Setyawati juga pelukis Mistis asal Slawi Indra Ningtyas yang memberi kado yang dilukis langsung malam itu dengan judul Dewi Kamulyan, Nawang Wulan.

Penyair dan Budayawan Nurochman Sudibyo.YS

Saat ditanya soal dana pagelaran Ku dalang menuturkan berasal dari dukungan besar Biro Tabloid Sensor, DPC KWRI dan ketua PWI Cabang Indramayu.bersama beberapa donatur seperti Humas PT Pertamina UP VI Balongan, PDAM Indramayu, DKI, Tokoh-tokoh pemerhati Seni budaya, dan beberapa pengusaha dan donatur tetap masyarakat pecinta dan penggerak seni adiluhung. *** (Duliman)

Komentar