Medium Sastra & Budaya Indonesia Menggelar Pring Pethuk Ngundang Sriti

Indramayu – Tropong indramayu-- Dalam rangka Bebuka Tahun Baru Islam 1431 H dan Tahun baru 2010 Masehi, Kembali Medium Sastra & Budaya Indonesia yang berpusat di Indramayu menyelenggarakan Pagelaran Budaya Pesisir. Menurut Ketua panitia N. Sudibyo pagelaran tahun ini bakal mengungkap sejarah asal muasal kesenian adiluhung dari Indramayu yang kian tergerus jaman dan biakui banyak daerah lain. Meski begitu perkembangan pesat hungga kini tetap di bumi Wiralodra Indramayu

Dari penjelasan Ketua MSB pula diperoleh keterangan bahwa kegiatan yang akan digelar Sabtu 23 Januari 2010 nanti, akan banyak melibatkan seniman tradisi, asal Indramayu, seniman kotan Cirebon, Majalengka, Tegal, Banten dan Bandung.

Dalam gelar budaya pesisir ini akan ditampilkan sejarah asal muasal manusia dan lahirnya seni budaya adiluhung seperti Tari Topeng Panji, Samba, Ruumyang, Patih dan Kelana. Selanjutnya Sejarah sastra lisan Pujanggan juga dibeberkan bersamaan dengan pentas Gurit Dermayon puisi Bahasa Jawa Dermayu –Indramayuan oleh berbagai sastrawan dan para deklamator.

Malam itu juga akan tampil kesenian asdli Tarling Indramayu sebagai kota lahirnya kesenian khas dengan irigan suara Gitar dan Suling (Tarling) atau melodi kota Ayu. Yang kini dipropagandakan oleh beberapa stasiun TV lokal untuk publikasi lagu-lagu dangdut berbahasa Indramayu dengan istilah tarling. Padahal menurut Mang Nono Tokoh Tarling inramayu, Tarling adalah suatu bentuk kesenian grup yang terdiri dari gitar, suling dan Suara tembang Sinden.

Adapun N, Sudibyo pada malam itu akan mendalang wayang godrong dengan lakon Pring Pethuk Ngundang Sriti, sebagai cerminan hidup manusia agar memiliki daya tarik untuk melakukan silaturahmi antara pribadi dan masyarakat lainnya. Begitujuga antara pejabat dengan rakyatnya.

“Sedangkan lokasi yang dipilih di Girli (Pinggir Kali) Cimanuk Indramayu dimaksudkan untuk memberikan wahana apresiasi kepada masyarakat agar mencitai lokasi Pinggir kali yang berkekuatan wisata dan budaya, “ ujar Dibyo Pula. *** (Noors-Roofy)

Komentar